ITS News

Kamis, 14 November 2024
03 Mei 2018, 18:05

Mahasiswa ITS Ciptakan Pengurai Limbah Tekstil

Oleh : itsmis | | Source : -

Renaldi M Situmorang dan Boy Bastian Pardede Ketika Menerima Gelar Juara Pertama pada Physics Summit Paper Competition (PSPC).

Kampus ITS, ITS News – Pabrik tekstil merupakan salah satu industri penghasil limbah berbahaya, di antaranya adalah Rhodamine-B (RhB). Untuk mengatasi hal ini, dua mahasiswa Departemen Teknik Material Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil menemukan komponen untuk menguraikan limbah beracun tersebut. Adalah Nanocomposit Graphene dan Zink Oksida (ZnO), material rancangan mahasiswa ITS yang dapat mendegradasi limbah pabrik tekstil RhB.

Molekul RhB yang dihasilkan pabrik tekstil dapat menimbulkan masalah serius apabila sampai masuk ke dalam tubuh manusia. Masalah ini lah yang akhirnya mengilhami Renaldi M Situmorang dan Boy Bastian Pardede untuk membuat penelitian lebih lanjut untuk mengurai RhB. “Limbahnya dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, dan kanker hati,” tutur Renaldi.

Renaldi dan Bastian pun berhasil membuat katalis dari nanokomposit ZnO dan graphene untuk menguraikan limbah pabrik tekstil RhB. Katalis sendiri merupakan material yg digunakan untuk mempercepat suatu reaksi. Sementara itu semikonduktor ZnO dipilih Renaldi dan Bastian karena paling mudah didapat dan ramah lingkungan. Namun pada proses penguraiannya, dibutuhkan waktu yang cukup lama sehingga ditambahkan graphene.

“Graphene disintesis dari grafit dengan metode Hummer yang mengubah grafit dioksida menjadi grafit oksida, kemudian grafit oksida di ultrasonikasi menjadi graphene oksida,” ungkap Renaldi menjelaskan metode penelitiannya. Kemudian graphene oksida direduksi menjadi reduksi graphene oksida (rGO) atau yg lebih sering di sebut dengan graphene. Setelah graphene terbentuk, barulah dikompositkan dengan ZnO untuk menguraikan zat RhB.

Hasilnya, Renaldi membeberkan penambahan graphene pada katalis ZnO memiliki pengaruh yang sangat signifikan. Luas permukaan aktif pada katalis pun menjadi semakin besar sehingga proses degradasi lebih cepat dan efisien. “Penambahan graphene 15 persen, memiliki persentase degradasi yang paling besar yaitu 98,25 persen,” ucap mahasiswa yang menginjak tahun keempatnya itu pada ITS Online.

Penelitian ini pun berhasil membawa Renaldi dan Bastian mengantongi juara pertama pada Physics Summit Paper Competition (PSPC) tingkat nasional, sekaligus menjadi tugas akhir milik Renaldi. Ia berharap agar penelitian material inovatif semakin dikembangkan demi kemajuan teknologi. “Terutama pada penelitian kami yang mempunyai potensi yang sangat besar untuk diaplikasikan di berbagai bidang,” pungkasnya. (id/mik)

Berita Terkait