ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
15 Mei 2018, 09:05

Mahasiswa ITS Olah Limbah Kerang Menjadi Paving

Oleh : itsmis | | Source : -

Dari kiri M. Yusril Bastian, Friska Ervanda dan Rizki Rahman Rabbani.

Kampus ITS, ITS News – Kebiasaan nelayan membuang kulit kerang di lepas pantai dapat berakibat pada terancamnya kelestarian laut dan mengganggu estetika lingkungan. Namun, di tangan mahasiswa Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya limbah-limbah ini mampu diubah menjadi barang bermanfaat. Tiga mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur berinisiatif memanfaatkan kerang-kerang tersebut untuk membuat paving.

M. Yusril Bastian, salah satu mahasiswa Teknik Infrastruktur tersebut mengatakan ide pembuatan paving ini berangkat dari keresahan akan kondisi pesisir Pantai Bulak di daerah Kenjeran, Surabaya yang terkotori oleh limbah kerang. Kebanyakan nelayan pada daerah tersebut terbiasa membuang kerang ke laut sehingga sangat merusak estetika pantai. Padahal tempat tersebut akan dikembangkan menjadi tempat pariwisata ke depannya. “Masalah lainnya, Jika kebiasaan ini diteruskan kemungkinan besar akan terjadi pendangkalan di sana,” ujarnya.

Yusril bersama dua rekan lainnya, Friska Ervanda dan Rizki Rahman Rabbani  kemudian memanfaatkan limbah kerang tersebut menjadi bahan substitusi agregat kasar untuk pembuatan paving. Hal ini dilakukan karena kulit kerang mengandung oksida dan fosfor sehingga mampu menggantikan peran kerikil yang biasa digunakan sebagai penguat.

Sebelum dijadikan paving, kulit kerang harus dihaluskan hingga mencapai ukuran 0,5 cm, mendekati ukuran kerikil pada umumnya. Kulit kerang itu mampu menggantikan penggunaan kerikil sekitar 25 persen. Angka itu sengaja dicapai untuk menjaga mutu paving yang dibuat. “Semakin banyak kerang yang digunakan, maka semakin berkurang kemampuan paving menerima gaya tekan,” jelas mahasiswa asal Sidoarjo itu.

Karena menggunakan bahan baku limbah, paving ramah lingkungan ini pun lebih murah dari produk sejenis lainnya. Selisih harganya pun mencapai 2,75 persen, dimana paving dari limbah kerang ini dijual seharga Rp 690.000 per meter kubik, sedikit lebih murah dari paving biasa yang berharga Rp 700.000 per meter kubik. Selain lebih murah, secara mutu paving ini juga telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Pemanfaatan limbah kerang ini berhasil membawa ketiganya menyabet juara tiga Lomba Karya Tulis Ilmiah Civil in Action 2018 yang diselenggaran di Universitas Gadjah Mada. Selain mampu memperbaiki estetika pesisi Bulak, inovasi yang mereka buat tersebut diharapkan mampu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar di sana.  (hen/mik)

Berita Terkait