ITS News

Senin, 02 September 2024
21 Juni 2018, 23:06

Bantu Petani, Mahasiswa ITS Teliti Padi Tahan Salinitas

Oleh : itsrur | | Source : ITS Online

Niki Habibi (kiri) dan Mukhammad Muryono (kanan) sedang menanam galur padi untuk menguji produktivitas padi di tanah dengan kadar garam tinggi.

Kampus ITS, ITS News – Rendahnya produktivitas pertanian padi di daerah pesisir akibat salinitas lahan/kadar garam tinggi membuat produksi padi Indonesia tidak merata. Melihat kondisi tersebut, seorang  mahasiswa pascasarjana Departemen Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Niki Habibi meneliti varietas padi yang tahan terhadap salinitas lahan.

Niki, sapaan akrabnya, mengatakan tujuan penelitian ini ialah menyeleksi galur-galur padi untuk mendapatkan varietas padi yang unggul terhadap salinitas. Hasilnya kemudian akan disosialisasikan kepada petani-petani daerah pesisir.

Penelitian ini dilaksanakan sejak tahun 2017 dengan penanaman 14 galur padi diikuti dengan pengamatan secara rutin. “Sebagai kontrol sekaligus pengambilan data.” terang pria kelahiran Surabaya tersebut. Dari data yang dihasilkan dilakukan analisis Partisi Nitrogen (N) dan Biomassa galur-galur padi (Oryza Sativa L).

Niki mengatakan penanaman galur padi di lahan belakang Asrama Mahasiswa ITS merupakan kali kedua ia lakukan setelah gagal pada percobaan pertama di Paciran, Lamongan pada bulan Oktober tahun 2017 lalu. “Di Lamongan, padi belum menunjukkan produktivitas yang diharapkan karena salinitas terlalu ekstrem. Akhirnya pada percobaan kedua saya pilih daerah salinitas rendah, yakni di belakang Asrama Mahasiswa ITS,” jelasnya.

Lebih lanjut, salinitas terlalu ekstrem menghambat penyerapan Nitrogen (N) oleh akar sehingga menurunkan kadar N tanaman. “Padahal nutrisi N diperlukan untuk pembentukan biomassa tanaman,” ujar pria kelahiran 1992 tersebut.

Dengan bimbingan Indah Trisnawati DT MSi PhD dan Mukhammad Muryono MSi PhD selaku dosen Departemen Biologi ITS,  pada penelitian kali ini, Niki mengidentifikasi pengaruh dari Partisi N dan Biomassa galur-galur padi tahan salin selama fase pertumbuhan berdasarkan Standart System of Rice (SES). Partisi N dapat diketahui berdasarkan fraksi kadar N pada tanaman padi dengan menggunakan metode Kjeldahl. Sedangkan Partisi biomassa dapat diketahui berdasarkan fraksi biomassa kering tanaman padi.

Anak pertama dari tiga bersaudara ini menerangkan, penelitian serupa sebenarnya sudah banyak dan menghasilkan beberapa kultivar (hasil seleksi) padi tahan salin. Namun, pengujian yang dilakukan hanya sebatas hasil panen saja tanpa memperhatikan komposisi-komposisi seperti N dan biomassa. “Oleh karena itu, penelitian kami hadir sebagai pelengkap agar pemilihan bibit padi ke depannya dapat ditentukan berdasarkan kadar N dan biomassa,” tegasnya.

Penelitian yang diinisiasi untuk mencapai ketahanan pangan ini didukung oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi), dukungan tersebut berupa galur padi yang ditanam. “Dalam kerja sama ini, kami sebagai peneliti akan mengumpulkan data yang kemudian akan dijadikan sebagai penentu kelayakan bibit untuk dipasarkan kepada para petani,” terangnya ketika ditemui kru ITS Online.

Bibit dinyatakan layak untuk dipasarkan jika sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, lama waktu untuk menghasilkan padi, jumlah padi yang dihasilkan per hektar. “Tak hanya itu, padi dinyatakan sudah layak untuk dipasarkan jika sudah lolos uji multi lokasi atau dapat beradaptasi di berbagai lokasi,” pungkasnya. (rur/jel)

Berita Terkait