Kampus ITS, ITS News – Usai mendapat penghargaan sebagai robot dengan desain terbaik dalam KRI Regional IV di Provinsi Jawa Timur, kali ini Abinara-I milik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melenggang dalam Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Nasional. Dengan terus meningkatkan algoritma pemadam apinya, Abinara-I tak ingin tinggal diam dan menargetkan peringkat pertama.
Harits Surya Budhiarso, Ketua Tim mengatakan Abinara-I merupakan singkatan dari robot Amerika Bisa, Indonesia Juara 1. Abinara-I ini sendiri merupakan suatu robot dengan penggerak kaki yang bekerja di lapangan dengan misi menemukan dan memadamkan api lilin. “Robot ini akan menelusuri arena yg berbentuk seperti kamar atau labirin di mana api akan diletakan secara acak diruangan tertentu,” ungkapnya.
Harist menambahkan saat ini timnya terus meng-upgrade beberapa sisi robot demi tampil prima di Yogyakarta. Di antaranya adalah memperbaiki algoritma memadamkan api agar bekerja lebih cepat, lantaran masih terdapat beberapa algoritma yang kurang sempurna. “Kondisi robot sudah pada performa terbaiknya, tinggal berharap saja tidak ada error pada saat perlombaan,” jelasnya.
Tim Abinara-I sendiri akan mengandalkan kecepatan untuk menyelesaikan pertandingan dengan cepat. Dengan kecepatannya tersebut Harist berharap Abinara-I dapat memadamkan api pada arena pertandingan dan kembali ke garis awal dengan perolehan terbaik. “Target kami menang dan nama ini membawa doa kami, karena pemenang dari KRI nasional divisi KRPAI akan mewakili indonesia berlomba di Amerika Serikat,” pungkasnya. (hen/mik)
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan atas inovasi anak bangsa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Universitas
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah keberagaman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmikan Computer
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih