Yogyakarta, ITS News – Meski lolos ke babak semifinal, tim robot humanoid Ichiro kebanggaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya secara resmi mengundurkan diri dari ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) 2018 tingkat nasional.
Alasan pengunduran diri itu adalah dikarenakan adanya ketidaksesuaian dengan aturan yang telah dibuat, serta adanya perlakuan yang kurang menyenangkan dari salah satu dewan juri saat tim Ichiro melakukan perlombaan yang bertempat di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (13/7).
Ditemui di tempat lomba, dosen Pembina Tim Ichiro ITS, Muhtadin ST MT menjelaskan, alasan timnya mengundurkan diri dari divisi Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid disebabkan karena peraturan yang diterapkan berbeda dengan peraturan yang telah diunggah di laman KRI oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) sebagai penyelenggara. Terutama terkait dengan metode kick-off yang dilakukan oleh tim Ichiro yang sebenarnya sesuai dengan aturan yang telah dibuat, namun dinyatakan terlarang oleh salah seorang juri KRSBI Humanoid.
Di dalam peraturan yang sudah dikeluarkan kementerian tersebut, semua peraturan pertandingan sepak bola robot humanoid mengacu pada peraturan RoboCup 2017 versi internasional. Ketidaksesuaian itu dapat dilihat pada peraturan saat robot akan melakukan kick off. Menurut juri yang bersangkutan, peraturan yang diperbolehkan adalah dengan meletakkan banyak robot di dalam kotak penalti tanpa menyentuh garis gawang. Namun nyatanya, dengan meletakkan robot pada posisi tersebut malah akan melanggar aturan dan membuat tim yang bersangkutan bisa “parkir bus” (istilah dalam strategi permainan) atau menumpuk pemain di arena bertahan. “Ketidaksesuaian itu bisa dibilang merugikan bagi robot otomatis seperti Ichiro,” jelasnya.
Namun pada kenyataannya yang diperbolehkan oleh peraturan internasional adalah memasukkan dua robot secara otomatis dari garis tepi lapangan di samping kiri dan kanan gawang, serta memasang robot secara manual pada garis gawang sebagai keeper dan satu penendang di tengah lapangan. “Kami bahkan menggunakan peraturan ini pada RoboCup (di Kanada, red) lalu, bagaimana bisa dikatakan keliru,” ujarnya penuh tanya.
Setelah pertandingan putaran ketiga berakhir, Tim Ichiro sempat melakukan konfirmasi terkait peraturan yang seharusnya berlaku tersebut. Namun usahanya tidak mendapat tanggapan yang baik. Dewan juri yang bersangkutan tetap menolak penjelasannya dengan alasan bahwa peraturan dengan versi internasional itulah yang keliru, bahkan sempat ada teriakan, pengusiran dengan kata-kata yang tidak layak.
Usai pertandingan final berlangsung, semua dosen pembina Tim Robotika ITS diundang oleh dewan juri dan Dikti untuk melakukan audiensi dan klarifikasi terhadap hal tersebut. Dalam audiensi tersebut, juri yang bersangkutan telah mengakui kesalahannya serta menyampaikan permohonan maaf karena lepas kontrol. Dalam audiensi tersebut, pihak Dikti juga menyampaikan permohonan maaf atas adanya tindakan juri yang bertentangan dengan aturan yang telah ada. Dikti juga akan melakukan langkah-langkah selanjutnya agar dalam kompetisi-kompetisi yang akan datang tidak ada lagi perubahan dan tindakan yang bertentangan dengan aturan yang telah ditetapkan.
Meskipun begitu, keputusan mundur ini telah disampaikan kepada pihak ITS dan mendapat persetujuan dari Prof Dr Ir Heru Setyawan MEng selaku Wakil Rektor I ITS, Beliau mewakili ITS berharap agar peristiwa mundurnya Tim Ichiro ITS tersebut menjadikan Dikti sebagai penyelenggara dan juri melakukan pembenahan pada kompetisi robot yang akan datang. (hen/Humas ITS)
Kampus ITS, ITS News — Rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan memicu masalah seperti eksploitasi berlebihan dan kurangnya perhatian
Surabaya, ITS News — Terus menunjukkan dukungannya terhadap perkembangan perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) sekaligus menjadi bagian dari persiapan
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya bencana alam yang terjadi di sejumlah belahan dunia termasuk di Indonesia, akhir-akhir ini, perlu
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga aktif mendukung