ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
23 Juli 2018, 05:07

Tanamkan Karakter Cinta Lingkungan Lewat Be Green

Oleh : itsmis | | Source : -

Siswa MI Muhyiddin, Surabaya terlihat ceria setelah kedatangan tim mahasiswa ITS yang menyosialisasikan mengenai pengolahan sampah.

Surabaya, ITS News – Semakin hari penambahan volume sampah semakin tidak terkendali. Seperti dilansir Jatimtimes, pada 2018 saja volume sampah mencapai 9.896,78 meter kubik. Ternyata salah satu penyebabnya adalah pemilahan sampah yang buruk oleh masyarakat. Untuk itu, lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Suarabaya menciptakan Be Green sebagai upaya penanaman karakter cinta lingkungan hidup.

Lima mahasiswa pencetus ide Be Green tersebut adalah Fery Anugra, Anif Mega Hidayati, Himmatuts Tsuroyya, Malik Berlianto, dan Anne Dwi Tsamarah. Menurut Anne, pemilahan sampah yang buruk menyebabkan proses pembusukan sampah organik dan proses daur ulang sampah anorganik berjalan lambat. Hal ini lah yang membuat sampah terus menumpuk.

“Setidaknya hanya 5% sampah yang terpilah. Angka tersebut tentu tidaklah mengejutkan mengingat masyarakat jarang memilah sampah,” ungkap mahasiswi Departemen Kimia tersebut.

Keprihatinan akan kurangnya minat memilah sampah itulah yang akhirnya mengilhami tim yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini mencetuskan ide Be Green. Kegiatan ini berupaya membentuk karakter cinta lingkungan hidup di tengah masyarakat, terutama dengan mengajarkan pentingnya memilah sampah yang merupakan dasar permasalahan.

Siswa terlihat antusias merespon mahasiswa ITS.

Target yang dituju oleh tim Be Green ini sendiri merupakan murid MI Muhyiddin Gebang Kidul, Sukolilo. Menurut Anne dan timnya, siswa SD berada pada rentang usia yang sangat mudah untuk menerima penanaman karakter. Ditambah lagi, sekolah tersebut juga belum menerapkan pemilahan sampah dan pendidikan lingkungan hidup secara optimal. “Selain itu, lokasi yang sangat dekat dengan kampus membuat kami semakin termotivasi untuk memberi manfaat bagi lingkungan sekitar,” ucapnya.

Kegiatan utama dalam penanaman karakter tersebut dilakukan melalui permainan bentengan tradisional yang dikonsep berbasis lingkungan. Pada permainan bentengan ini, jelas Anne, keseluruhan siswa dibagi menjadi dua tim dengan komposisi 5-6 siswa. Masing-masing bentengan memiliki sampah-sampah organik dan anorganik yang diberikan secara acak. Tugas mereka adalah berusaha untuk mengambil sampah dari lawannya untuk dimasukkan ke dalam tong sampah sesuai jenisnya.

“Selain itu, penanaman karakter juga dilakukan melalui lomba-lomba yang esensinya terdapat nilai kepedulian terhadap lingkungan seperti mewarnai dengan objek dampak buruk sampah,” tutur Anne antusias.

Dengan cara-cara yang mengasyikkan tersebut, Anne dan tim berharap agar penanaman nilai karakter cinta lingkungan akan semakin mudah untuk anak-anak. “Kami juga mengharapkan agar terdapat peningkatan kepedulian terhadap lingkungan, terutama terhadap sampah melalui terlaksananya program ini secara kontinu,” pungkasnya. (id/mik)

Kegiatan sosialisasi yang dikemas dengan game menarik perhatian siswa.

Berita Terkait