ITS News

Rabu, 20 November 2024
02 Agustus 2018, 10:08

Perguruan Tinggi Siapkan Strategi Hadapi Industri 4.0

Oleh : itsmis | | Source : -

Rektor ITS, Prof Ir Joni Herman MScES PhD (tengah) saat menghadiri workshop bertajuk Strategies for The Higher Education in Embracing Industry 4.0

Kampus ITS, ITS News – Era industri 4.0 diprediksi akan terjadi pada tahun 2040 nanti. Semua industri siap menggunakan robot dan mesin menggantikan tenaga kerja saat ini untuk efisiensi proses produksi. Hal tersebut menjadi keresahan bagi perguruan tinggi, pasalnya, kedepannya masyarakat akan mudah kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bersama perguruan tinggi lainnya mulai mendiskusikan strategi menghadai industri 4.0 pada sebuah workshop, Kamis (2/8)

Memulai diskusi, Rektor ITS, Prof Ir Joni Herman MSc ES PhD menuturkan bahwa sebelumnya ITS sudah meluncurkan sepuluh strategi guna menghadapi era baru industri tersebut. Strategi itu antara lain digitalpreneurship, distance learning, it infrastructure/e-service/smart campus, lifelong learning, global network for academic, research and innovation, iot/big data/ intelegence machine, teaching industry, alignment to industry and public needs, adaptive environment, dan character building 4.0.

“Sepuluh strategi ini nantinya juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi perguruan tinggi lain,” ucap guru besar Departemen Teknik Lingkungan ITS itu.

Sudiartono, Vice President Director Operation PT Widatra Bhakti Group yang turut hadir dalam diskusi tersebut menegaskan jika institusi pendidikan ingin bertahan di era industri 4.0, hendaknya kurikulum pendidikan ikut menyesuaikan. “Sehingga nantinya perguruan tinggi tidak hanya mencetak lulusan sarjana saja, namun lulusan yang mampu menjawab kebutuhan yang ada di era industri 4.0,” ujar pria yang akrab disapa Toto tersebut.

Lebih lanjut, ia menjelaskan ada sepuluh sikap dan kecakapan utama yang harus dimiliki mahasiswa agar dapat menjadi pemain sekaligus pemenang dalam industri 4.0. Kesepuluh sikap tersebut antara lain kreatif, cakap memecahkan masalah, berpikir kritis, luwes bekerja sama dalam tim, cakap dalam mengelola sumber daya insani, cerdas secara emosional, bijak mengambil keputusan, pandai bernegosiasi, berkuantitas melayani, serta fleksibel dan adaptif atas situasi dan kondisi yang dihadapi.

Tak ketinggalan, Prof Dr Benny Tjahjono PhD dari Coventry University memberikan pendapat bahwa ujung pangkal dari era industri 4.0 adalah pada perusahaan. Menurutnya, industri yang paling terkena pengaruh dari revolusi ini adalah perusahaan yang masih mempekerjakan tenaga kerja secara manual, sederhana, berulang dan tidak memiliki keahlian khusus.

Prof Dr Benny Tjahjono PhD dari Conventy University London saat menyampaikan materi terkait hal-hal yang akan terjadi di era industri 4.0

Selain musnahnya pekerjaan yang ada sekarang, pada era industri 4.0 juga akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang tidak terpikirkan sebelumnya. “Pekerjaan-pekerjaan tersebut akan erat kaitannya dengan Internet of Things (IoT) dan Big Data Analytics,” terang pria yang pernah menempuh pendidikan di Cranfield University itu.

Oleh karena itu, Prof Benny kembali menegaskan agar industri dan instansi pendidikan diharapkan dapat terbentuk kolaborasi yang kuat agar bisa menghadapi revolusi industri 4.0. “Revolusi indusri 4.0 ini sama halnya dengan evolusi. Masih bertahap, maka dari itu masih ada waktu untuk perguruan tinggi mempersiapkan segalanya dengan baik,” ucapnya mengakhiri diskusi.

Pada diskusi ini hadir pula perwakilan beberapa perguruan tinggi lainnya. Diantaranya Universitas Hang Tuah, Universitas Airlangga, Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) Gresik, Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) Semarang, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Kristen Petra Surabaya dan perwakilan dari Komisi X DPR RI. (jun/jel)

Para peserta workshop dari berbagai perguruan tinggi berfoto bersama pembicara setelah kegiatan

Berita Terkait