Kampus ITS, ITS News – Selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kebutuhan masyarakat, Perguran Tinggi diamanahi untuk selalu melakukan evaluasi kurikulum. Begitupun dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang memberlakukan kurikulum baru mulai tahun ajaran 2018/2019. Uniknya, kurikulum berbasis capaian pembelajaran ini memberi keleluasaan para mahasiswa untuk mengambil kelas di program studi (prodi) lain.
Melalui surat edaran Agustus 2016 lalu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menghimbau Perguran Tinggi untuk melakukan penyesuaian kurikulum dengan pendekatan kapabilitas dan transdispiliner. Dalam himbauannya, terdapat beberapa mata kuliah yang harus disediakan Perguruan Tinggi bagi mahasiswa program Sarjana dan Diploma. Di antaranya yaitu mata kuliah Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.
“Pada dasarnya ITS pun telah menyediakan kelas tersebut. Hanya saja berbeda judul. Contohnya mata kuliah Wawasan Kebangsaan di kurikulum lama, memuat Pancasila dan Kewarganegaraan,” ungkap Prof Dr Ir Heru Setyawan MEng, Wakil Rektor ITS.
Guru besar yang membawahi bidang Akademik dan Kemahasiswaan ini juga mengungkapkan bahwa ITS sigap menanggapi himbauan tersebut. Perubahan kurikulum yang seharusnya berlangsung tahun depan apabila mengikuti skema lima tahun sekali pun dapat dipercepat menjadi tahun ini.
Sebagaimana amanat Ristekdikti, ITS juga merancang skema transdisipliner yang memungkinkan para mahasiswa mengambil kelas lintas prodi. Dengan itu, para mahasiswa mampu memperkaya keilmuan dan kompetensi mereka. Melalui pembukaan kelas khusus tiap prodi diperkenankan mengirim dan menerima mahasiswa dari prodi lain.
“Pembukaan kelas mata kuliah pengayaan dilimpahkan kepada departemen, yang pasti tidak boleh ada mata kuliah prasyarat. Departemen pun diperkenankan membuka kelas khusus yang berbeda di semester depan,” lanjut Heru.
Selain itu, terdapat pula perubahan dalam mata kuliah Wawasan Teknologi dimana akan diadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebobot 1 sks. Heru menuturkan, program KKN ini bekerja sama dengan 31 kecamatan di Kota Surabaya. “Persetujuan walikota pun sudah kami kantongi. Harapannya, selain belajar di kelas, dalam satu semester para mahasiswa dapat merancang suatu kontribusi yang aplikatif bagi masyarakat,” terang Guru Besar Teknik Kimia ini.
Menyukseskan perubahan kurikulum 2018-2023 ini, ekivalensi per mahasiwa mulai dilaksanakan pekan ini, Senin (6/8). Hal ini dimaksudkan agar tidak ada mahasiswa yang dirugikan baik dari sisi kredit semester maupun masa studi, sebagaimana prinsip ekivalensi itu sendiri. (saa/mik)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah keberagaman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmikan Computer
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang