Mataram, ITS News – Adanya gempa susulan 6,2 Skala Richter di Lombok, Tim Tanggap Darurat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pun lebih memfokuskan diri untuk mengirimkan bantuan kepada Desa Rampek Darussalam yang berada di Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Tim Teknis sendiri telah berhasil mengidentifikasi sejumlah fasilitas umum, yakni sekolah dan pusat layanan kesehatan, Kamis (9/8).
Lalu Muhammad Jaelani ST MSc PhD menuturkan, desa ini merupakan pemekaran dari Desa Rampek, lokasinya lebih dalam dengan 2.000 hektare kawasan hutan dan berpenduduk 4.000 jiwa. Di desa yang memiliki 30 posko ini, posko ITS ditugaskan membantu 19 posko lain. Dapur umum dan persedian logistik ITS sebagian disuplai ke 19 posko tersebut. “Hal ini sesuai dengan rekomendasi terakhir yang diterima usai rapat yang diadakan di Gedung Rektorat ITS,” jelas dosen yang biasa disapa Lalu ini.
Melanjutkan penjelasannya, posko ITS memiliki permasalahan yang sama dengan posko lainnya. Menurutnya, ada beberapa permasalahan mendesak saat ini. Antara lain tempat tinggal di tenda terpal yang sudah satu minggu ini digunakan, sehingga perlu adanya tempat semi permanen. Selain itu, tidak adanya bangunan mandi, cuci kakus (MCK) membuat aktivitas dilakukan seadanya. “Yang ada hanya sungai dengan debit air kecil tapi berkarang 300 meter dengan elevasi 30 meter dari lokasi, sangat terjal,” ungkapnya.
Selain kedua masalah tersebut, para pengungsi juga mengalami madalah lain yakni tidak tersedianya air bersih yang memadai. Pasalnya, mereka harus mengambil air yang lokasinya cukup jauh dan diiringi dengan kelangkaan bahan bakar untuk kendaraaan pickup (harus dikirim dari Mataram). “Listrik juga tidak ada. Kami sudah belikan dua genset dan hari ini akan dikirim satu lagi, sedangkan bahan makanan mentah kami suplai dari Lombok Tengah,” ujar dosen Teknik Geomatika tersebut.
Lebih lanjut, ia memaparkan, ITS memiliki beberapa rencana aksi yang akan dilakukan sesuai rapat di lapangan, yakni salah satunya pembuatan MCK umum di Posko ITS yang bisa digunakan oleh para korban bencana. Selanjutnya, akan diadakan pembelian 24 tong air berukuran 1.100 liter untuk posko sekitar yang tidak memiliki tong yang bisa digunakan untuk menyimpan air keperluan minum dan masak.
Diperlukan sebuah rumah sederhana untuk penyaluran makanan sampai dua minggu ke depan. “Catatannya, hujan akan menjadi ancaman baru bagi pengungsi yang berlindung di bawah terpal, selain itu akses ke sungai juga berbahaya karena dapat berpotensi longsor,” tegas pria asli Lombok ini.
Sementara untuk Tim Teknis sendiri, menurut Ir Faimun MSc PhD selaku ketua tim, pada Kamis (9/8) lalu telah melakukan identifikasi pada enam bangunan dengan rincian lima bangunan sekolah dan satu fasilitas kesehatan.
Keenam bangunan tersebut adalah gedung Teknik Sipil Universitas Mataram (Unram), gedung baru Fakuktas Teknik Unram, gedung Fakultas MIPA Unram, SMA 2 Mataram, SMP 11 Mataram, SDN 27 Ampenan, SDN 15 Ampenan, SDN 47 Ampenan dan Puskesmas Tanjung Karang. Dari lima sekolah tadi, hanya satu yang tidak bisa menggunakan seluruh ruangannya karena satu ruang kelas berbahaya untuk digunakan. “Bangunan lain hanya mengalami kerusakan bata dinding saja,” pungkas dosen Teknik Sipil ini. (hen/Humas ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah keberagaman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmikan Computer
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang