Kampus ITS, ITS News – Kemauan menorehkan prestasi menjadi semangat bagi Muhammad Afif Purwandi untuk berjuang dalam ajang bergengsi Asia-Pacific Model United Nations Conference (AMUNC) 2018 di University of New South Wales, Sidney, Australia. Terbukti, pada kompetisi debat skala internasional tersebut, Muhammad Afif Purwandi meraih gelar Honorable Mention pada Juli lalu.
Afif menjelaskan, dalam kompetisi yang berbentuk simulasi sidang PBB ini, ia dan seluruh delegasi harus mempresentasikan sebuah negara untuk berdiskusi dan diplomasi tentang permasalahan di dunia. Para pesertanya sendiri berasal dari universitas di Asia, Kepulauan Pasifik, Australia dan Selandia Baru. “Kami semua berada di satu ruang pertemuan untuk saling berkompetisi,” jelas mahasiswa Departemen Teknik Industri itu.
Pria berusia 20 tahun tersebut mengaku bekerja lebih keras untuk dapat meraih gelar tersebut. Pasalnya, kompetisi ini sangat ketat dan disertai peserta yang juga kompetitif. “Semua peserta memiliki kemampuan yang seimbang,” tegasnya usai mengikuti AMUNC yang digelar hingga Juli lalu.
Sebelum bertandang ke Australia, Afif dan rekannya harus berlatih secara rutin dua kali dalam seminggu. Selama menjalani latihan, kurang dari dua bulan, mereka harus mengumpulkan materi untuk riset. Hal itu berjalan sejak awal liburan semester hingga hari pelaksanaan lomba. “Kami juga harus mengikuti kompetisi MUN lokal dulu sebanyak dua kali untuk pemanasan,” ungkap mahasiswa kelahiran Madiun tersebut.
Saat ditanya terkait kendala yang dialami, ia mengaku kesulitan saat harus melakukan riset pada tiga topik yang telah ditentukan dalam AMUNC tahun ini. Hal itu karena pada umumnya lomba yang digelar di Indonesia hanya mengacu pada satu topik. “Intinya kami harus melakukan persiapan yang matang, kewajiban moral untuk membawa pulang penghargaan ” ujarnya.
Pada saat berdiplomasi, Afif mendapatkan tugas untuk mempresentasikan negara Portugal. Disana, Afif harus berhadapan dengan lebih dari 400 delegasi lain untuk membahas topik Volunteerism Impact on Sustainable Development, Preventing Regional Conflict Through Improving Water Security And Human Displacement. “Lawannya cukup berat,” tambah pria yang menggemari olahraga bulu tangkis tersebut.
Bagi Afif pengalamannya mengikuti AMUNC adalah yang terpenting daripada gelar juara. Berkat mengikuti lomba tersebut, ia dan tim dapat mengasah kemampuannya dalam penelitian, memperkuat kemampuan logika dan analisis, menghadirkan penyelesaian pada suatu masalah, menulis, negosiasi dan diplomasi. “Saya berharap agar mahasiswa ITS juga lebih peka terhadap isu yang mendunia,” tutupnya.
Selain Afif, ITS memberangkatkan empat delegasi lain pada kompetisi yang sudah ada sejak 1995 tersebut. Mereka adalah Alyssa Shafira Azwan, Tanesha Novilta Putri Aden, Prima Putra Airlangga, dan Yolanda Mustika Bohal. (hen/jel)
Surabaya, ITS News – Kenyamanan dan fungsionalitas menjadi aspek utama dalam desain bangunan yang ramah lingkungan, tak terkecuali bagi
Kampus ITS, Opini — Kontribusi ibu di dalam tumbuh kembang anak merupakan aspek yang krusial, terutama bagi mahasiswa baru
Kampus ITS, ITS News — Menyokong antisipasi terjadinya bencana serta terus berupaya mengedukasi masyarakat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui
Kampus ITS, ITS News — Transisi menuju energi terbarukan menjadi fokus utama demi lingkungan yang berkelanjutan. Mendukung hal tersebut,