Kampus ITS, ITS News – Dikatakan Ahli Mitigasi Bencana ITS Dr Ir Amien Widodo MSi, jumlah korban gempa sebenarnya dapat diminimalisir dengan pembekalan cara menyelamatkan diri ketika terjadi gempa pada masyarakat. Sayangnya, meski bermukim di salah satu daerah dengan aktivitas seismik teraktif di muka bumi, sosialisasi perlindungan diri masih sangat minim.
Tak hanya itu, adanya budaya tabu untuk membahas bencana alam di kalangan masyarakat turut menghambat sosialisasi. “Padahal, di Jepang mulai dari anak TK, pelajar, orang dewasa, hingga kaum disabilitas telah dibekali cara menyelamatkan diri ketika gempa terjadi,” papar Amien, sapaannya, kepada kru ITS Online, Kamis (30/8).
Penulis buku “Bencana Kita Kenal, Kita Selamat” ini menjelaskan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melindungi diri ketika terjadi gempa. Pertama, ketika berada di dalam ruangan sebaiknya berlindung di bawah meja dan menutupi kepala dengan benda terdekat. “Prinsipnya, drop, cover, hold,” jelasnya sembari menunjukkan gaya melindungi diri.
Berlindung di bawah meja, kata Amien, sangat disarankan apabila sedang berada di lantai atas gedung bertingkat atau terlalu jauh bila harus keluar mencari tanah lapang. “Sebab, kita tidak tahu apakah akan ada gempa susulan atau tidak karena ada jenis gempa yang dapat menggulingkan orang ketika sedang berjalan,” terang Dosen Teknik Geofisika ITS ini.
Namun, apabila dimungkinkan untuk keluar rumah, Amien menyarankan untuk mencari tanah lapang yang terbebas dari tiang listrik atau pohon. Selain itu, lanjut Amien, bagi mereka yang tinggal di bangunan tahan gempa dapat berlindung di sudut bangunan. “Bangunan tahan gempa didesain dengan rangka besi kokoh untuk setiap sisinya, sehingga ketika terjadi gempa yang bergoyang hanya besinya dan tidak merobohkan tembok,” ujarnya.
Sedangkan, apabila sedang berada di dalam kendaraan, masyarakat yang tinggal di daerah dengan rekam jejak gempa tinggi disarankan tetap berada di dalam mobil. Hal ini dijelaskan oleh Amien untuk mengantisipasi risiko kemungkinan tertimpa mobil yang tergelempang. “Namun, kalau historis gempanya berskala kecil sebaiknya keluar dan mencari tanah lapang,” tambahnya. (lys/owi)
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh