Kampus ITS, ITS News – Listrik merupakan salah satu kebutuhan krusial bagi setiap orang. Ketika pasokan listrik mengalami defisit, maka akan mengganggu sendi kehidupan yang lain. Seperti halnya yang kerap terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di Sumatera. Di satu sisi juga terjadi pertumbuhan penduduk yang cepat, sehingga permintaan akan kebutuhan listrik pun meningkat.
Melihat kondisi tersebut, tim yang digawangi oleh Teuku Rizki Firdausi, Mazaya Yumna, dan Amira Layyina ini pun menciptakan ide untuk merencanakan sebuah pulau dengan energi terbarukan. Dalam hal ini, mereka menggunakan studi kasus di Pulau Sumatera.
Pasalnya, menurut pemaparan Mazaya Yumna, pasokan listrik di Pulau Sumatera selama ini mengalami defisit sebesar sembilan persen. Kondisi ini tidak seharusnya terjadi, karena Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau yang berpotensi mendukung pembangunan Indonesia. “Ada ketimpangan rasio elektrifikasi di sana, sehingga sering mengalami pemadaman secara bergilirian,” ungkap mahasiswi yang biasa disapa Yumna ini.
Dari situ, tim yang berada di bawah bimbingan Dr Istas Pratomo ST MT, ini merencanakan sebuah ide bernama ISO, yaitu Islands of Renewable Energy untuk Pulau Sumatera. Rancangan ini rencananya menggunakan tiga sumber energi alternatif yaitu angin, surya dan ombak. “Sebenarnya ISO merupakan penggabungan gagasan antara pulau apung, pembangkit listrik tenaga alam dengan sistem Smart Grid dan Internet of Thing (IoT),” jelas mahasiswi angkatan 2017 tersebut.
Nantinya, menurut Yumna, akan dibangun sebuah pulau di Selat Malaka sebagai pendukung dari ISO. Hal ini dikarenakan Selat Malaka mempunyai potensi energi terbarukan yang besar. Sementara untuk distribusi listriknya sudah tidak lagi secara sentralisasi, melainkan dengan Smart Grid dan IoT. “Ini akan mempermudah dalam distribusi listrik secara terintegrasi di Sumatera,” ujar gadis kelahiran Aceh tersebut.
Lebih lanjut, Yumna memaparkan, untuk sistem transmisi internal dan monitoring berbasis Smart Grid dan IoT akan ditempatkan di pulau pusat Islands of Renewable Energi (ISO). Sedangkan sistem transmisi dan distribusi eksternal ditempatkan di seluruh Pulau Sumatera, berupa gardu listrik dan pusat kendali.
Yumna juga membeberkan bahwa daya listrik yang dihasilkan oleh Islands of Renewable Energy (ISO) melebihi daya yang dihasilkan oleh tiga pembangkit listrik di Aceh yaitu PLTU Nagan Raya, PLTMG Arun, dan PLTD Lueng Bata. “Pasokan listrik akan mengalami surplus, sehingga mampu didistribusikan ke daerah lainnya,” terang mahasiswa Teknik Biomedik tersebut.
Ide ini telah mampu mengantarkan tim yang berasal dari departemen yang berbeda-beda ini lolos dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-31, beberapa waktu lalu. Dengan adanya ide ini, diharapkan mampu membantu Indonesia dalam mengoptimalkan penggunaan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. “Sehingga cita-cita Indonesia mencapai Sustainable Development tahun 2030 untuk bidang energi terbarukan bisa terealisasi,” pungkasnya optmistis. (bel/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah keberagaman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmikan Computer
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang