Kampus ITS, ITS News – Untuk menjadi seorang wirausahawan, diperlukan mental yang tangguh dan pola pikir yang terbuka. Berwirausaha berarti berupaya keras untuk mencapai tujuan dengan dengan adanya langkah konkret dalam mewujudkannya. Hal tersebutlah yang diungkapkan oleh Ir Mochamad Syafii Tamam, pendiri Koperasi Koi Indonesia pada kuliah tamu yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan (Himatekla), Jumat (28/9).
Menurut Ir Mochamad Syafii Tamam, secara mudah karakter wirausaha dapat dilihat melalui salah satu tokoh fiksi Wiro Sableng. “Wiro Sableng itu mempunyai jiwa wira, yakni jiwa nekat,” tutur alumni Departemen Teknik Kelautan ITS tersebut. Nekat yang ia maksud adalah berani dalam melangkah sekalipun hal itu terasa berat. Dengan bermodal nekat tentu seorang tidak akan mudah terpengaruh dengan omongan orang lain yang menghambat langkahnya. Sebaliknya, tanpa adanya keberanian seseorang tak akan pernah maju untuk mencoba hal-hal baru.
Keberanian dalam diri seseorang dimulai ketika ia membuat impian yang akan ia capai dalam hidupnya. Memang tak mudah rasanya memimpikan sesuatu yang tinggi dikala masih belum mampu. Namun dengan impian itulah seseorang akan mencapai target hidupnya satu persatu. “Impian saja tidak punya, bagaimana mungkin sukses bisa tercapai?,” tanya pria kelahiran Blitar itu kepada peserta kuliah tamu.
Dalam pemaparannya mengenai perencaanan wirausaha, pria yang kerap dipanggil Syafii ini juga mencotohkannya dengan pengalaman hidupnya sesuai nilai yang ingin ia tunjukkan. “Dahulu saya menuliskan impian-impian saya hingga pada nanti usia saya mencapai 50 tahun. Dan Alhamdulillah 90% diantaranya dapat terwujud hingga saat ini,” ujarnya dengan penuh semangat. Ia mendorong para mahasiswa untuk tidak sekadar beraktifitas mengikuti arus, namun harus memiliki tujuan tertentu yang ingin ia raih dalam aktifitas tersebut.
Apabila tujuan dan perencanaan telah tersusun, langkah selanjutnya adalah proses eksekusi. Proses inilah yang menjadi titik perjuangan seseorang dalam mewujudkan semua yang telah ia rencanakan. Sebab, dalam dunia bisnis yang terpenting adalah eksekusi, bukan hanya perencanan tanpa perwujudan yang nyata.
Syafii melanjutkan, ada lima poin penting yang mesti jadi pegangan dalam eksekusi. “Anda harus memperhatikan lima poin eksekusi berikut: sederhana, terjangkau, terukur, rasional dan sesuai kondisi,” ulas pria peraih prestasi Best Breeder City 11th Asia Cup 2018 itu.
Selain adanya persiapan mental yang matang, segala hal yang dilakukan juga harus diimbangi dengan adanya doa. Dengan doa inilah segala maksud yang ingin diraih bisa diberikan kelancaran oleh Tuhan. Lanjutnya, hendaklah seseorang selalu mendahulukan untuk mendoakan kedua orang tuanya dan orang lain. Kemudian setelahnya ia dapat melanjutkan untuk dirinya sendiri.
Terakhir, ia berpesan pada para mahasiswa agar senantiasa mengambil segala kebaikan. Tak lupa, ia mengulangi poin penting yang ia garisbawahi, “Yang terbaik diantara Anda adalah yang segera mengambil langkah, bukan yang terlalu banyak berpikir. Dan jangan jadikan buruknya kedisiplinan Anda sebagai penghambat impian Anda,” pungkasnya. (ion2/jel)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah keberagaman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmikan Computer
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang