Kampus ITS, ITS News – Pembangunan berkelanjutan tidak akan berjalan tanpa adanya kerjasama yang baik antara masyarakat, lembaga pendidikan, dan instansi pemerintah. Berangkat dari hal tersebut, ITS menghelat Focus Group Discussion (FGD) Daerah Aliran Sungai (DAS) Rejoso yang juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Dr Emil Elestianto Dardak MSc. Diskusi ini berlanngsung di Gedung Research Center ITS pada Jumat (28/09).
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, berdasarkan dampak yang ditimbulkan terdapat tiga jenis pembangunan yaitu, pembangunan yang merusak alam, merubah alam, dan tidak menyinggung alam. “Ini nih tugas ITS. Menciptakan teknologi tepat guna untuk mempercepat pembangunan Jawa Timur tanpa perlu merusak kelestarian alam,” selorohnya.
Adapun beberapa permasalahan pembangunan di DAS Rejoso ini diantaranya adalah alih fungsi lahan dengan pola yang tidak ramah lingkungan, sehingga memicu kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim penghujan.
Sebagai perwakilan pemerintah, Emil mengapresiasi kepekaan ITS yang secara aktif melibatkan diri dalam menyelesaikan kendala pembangunan di Jawa Timur, termasuk DAS Rejoso. “Diskusi multipihak ini menurut saya adalah langkah yang tepat untuk menuangkan kontribusi perguruan tinggi, khususnya ITS, bagi pembangunan Jawa Timur,” tutur peraih gelar Doktor Ekonomi Pembangunan termuda di Jepang ini.
Forum bertajuk Menuju Pengelolaan DAS Rejoso Terpadu Melalui Kolaborasi Multipihak untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan ini memang ditujukan untuk membuka mata setiap elemen, bahwa penyelesaian masalah di DAS Rejoso ini membutuhkan kolaborasi banyak pihak dengan berbagai latar belakang.
Sebagai lembaga akademik, lanjut Emil, ITS bertanggung jawab untuk mengedukasi mayarakat Indonesia khususnya Jawa Timur tentang pentingnya kelestarian lingkungan. “Kepedulian mayarakat perlu dibangun, budaya diam harus segera dihentikan. Masyarakat harus kritis terhadap pembangunan di daerahnya,” terang alumni Ritsumeikan Asia Pasific University ini.
Melalui FGD ini, Emil berharap mahasiswa dapat lebih aktif dalam menerapkan keilmuan yang mereka pelajari supaya berguna bagi masyarakat. “Bukan hanya sekedar kritis dalam teori saja, namun ikut turun tangan dalam pembangunan sesuai bidang keilmuan masing-masing,” pungkasnya.
Selaras dengan hal tersebut, Guru Besar Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian (FTSLK) ITS Prof Dr Ir H Nadjadji Anwar MSc mengatakan, setidaknya terdapat tiga peran ITS sebagai perguruan tinggi negeri di Jawa Timur bagi DAS Rejoso, diantaranya melalui keilmuan (hidrologi dan hidrolika), pengelolaan (manajemen air), dan pengaman (pengaturan sungai dan pantai). (ion22/ion14/ion19/qi)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah keberagaman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmikan Computer
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang