ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
01 Oktober 2018, 11:10

ITS Bantu Lombok dengan Pelacakan Jalur Pipa

Oleh : itsmis | | Source : -

Sekelompok relawan dari ITS bersiap-siap melakukan pelacakan jalur pipa menggunakan drone

Lombok, ITS News – Bagi korban gempa, menurunnya ketersediaan air bersih menjadi permasalahan yang pelik untuk dihadapi. Ialah Friska Margareta Tobing, mahasiswa Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang mengabdikan diri untuk menjadi relawan korban gempa Lombok. Melalui pelacakan jalur pipa, ia berusaha membantu menyelesaikan permasalahan air bersih yang dialami para pengungsi.

Keberangkatannya pada 28 Agustus lalu bukan tanpa alasan. Tak ingin sekedar membantu menyalurkan bantuan, ia kemudian berkoordinasi dengan jurusannya untuk turut membawa drone. Bersama seorang rekan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa ITS, ia menggunakan pesawat kecil nirawak untuk mencapai daerah yang sulit diakses. “Drone memperluas tempat yang bisa disurvei,” ujarnya.

Mahasiswa kelahiran 1998 itu menambahkan bahwa kala ia merasa terpanggil untuk berkontribusi ia tak ingin membuang kesempatan. Ia ingin membantu warga Lombok seperti yang dilakukan oleh Nada Geraldine, mahasiswa ITS yang sudah terlebih dulu berangkat sepekan sebelumnya mewakili UKM Pecinta Lingkungan Hidup Siklus ITS. “Saya terinspirasi oleh mbak Nada. Terlebih saya dengar di sana banyak saluran air yang rusak bahkan mata air tertimbun longsor,” jelasnya.

Pelacakan jalur untuk menemukan air bersih itu ia lakukan di posko ITS yang terletak di Desa Rempek Darussalam. Hal ini, terangnya, adalah sebagai tindak lanjut untuk memberikan data pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya yang dirangkul ITS untuk membantu mengatasi masalah air bersih di Lombok. “Dapat kabar dari mbak Nada kalau PDAM membutuhkan data, tugas itu yang saya jalankan,” tambahnya.

Friska menuturkan tugas ini memiliki beberapa kendala. Tanah yang gembur dan mudah longsor menjadi tantangan yang harus dilewati saat melakukan survei di jalur darat. Selain itu, masuk ke dalam hutan yang lebat dengan kondisi rawan gempa juga membuatnya berpikir ribuan kali untuk melanjutkan pemetaan.

Untungnya, melalui pelacakan ini, ia berhasil menemukan dua sumber mata air. Dimana salah satunya adalah sumber mata air berukuran sedang yang apabila dimanfaatkan dengan baik dapat memenuhi kebutuhan air hingga 500 ribu jiwa. Tak ketinggalan, ia juga berharap apa yang ia usahakan akan dilanjutkan oleh tim KM ITS for Lombok yang akan diberangkatkan besok Selasa (2/10). (hen/saa)

Berita Terkait