ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
02 Oktober 2018, 16:10

Enam Hal Penting dalam Menulis Karya Ilmiah

Oleh : itsmis | | Source : -

Dr Mohd Arif Anuar Mohd Salleh PhD MEng MBA BEng Sedang Memberikan Materi Pada Seminar

Kampus ITS, ITS News – Produksi penulisan ilmiah karya dosen dan para peneliti saat ini sedang digencarkan di Indonesia. Dalam penulisan karya ilmiah skala internasional, ada enam hal yang perlu diperhatikan. Hal ini diulas tuntas oleh Dr Mohd Arif Anuar Mohd Salleh Ph D M Eng MBA B Eng, Dosen Universiti Malaysia Perlis, di Ruangan Kelas Pintar Departeman Teknik Sipil, (1/10).

Melalui seminar bertajuk Menulis Proposal Hibah Penelitian Internasional dan Publikasi Ilmiah, pria yang akrab disapa Arif itu menerangkan beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah etika, gaya dan bahasa, struktur penulisan, komponen penulisan, proses pengiriman artikel, dan proses penerbitan.

Sebelum menulis ilmiah, perlu diketahui peraturan-peraturan tertulis dan tidak tertulis dari penerbit jurnal yang dituju. Tiap penerbit memiliki peraturan yang berbeda-beda. “Dengan memperhatikan peraturan, kita juga akan memperhatikan etika. Jika karya ilmiah anda ditolak, maka balaslah dengan baik. Jangan menyalahkan editor dan reviewer,” jelas pria yang telah meriview lebih dari 50 jurnal tersebut.

Selanjutnya, perlu ketelitian dalam memilih serta memilah gaya dan bahasa. Bahasa yang digunakan adalah bahasa internasional yaitu Bahasa Inggris. Sedangkan untuk gaya penulisan, setiap penulis memiliki ciri khasnya masing-masing. “Untuk mempermudah menemukan gaya menulis, banyak-banyaklah membaca artikel ilmiah pada jurnal penerbit yang anda tuju,” terang dosen yang memiliki 10 H-index di Scopus itu.

Begitu juga dengan struktur dan komponen penulisan. Untuk hal ini, perlu konsentrasi yang cukup tinggi karena merupakan faktor terpenting dalam menentukan karya ilmiah tersebut layak diterima atau tidak. “Setiap detailnya harus diperhatikan betul, karena editor dengan sangat mudah menolak karya anda melalui tahap pengecekan struktur dan komponen penulisan,” ujarnya.

Untuk pengiriman sendiri, Arif menegaskan agar memperhatikan tata cara pengirimannya dengan seksama. Arif mengimbau untuk memanfaatkan pesan yang disediakan sebaik mungkin untuk mendapatkan empati editor.

Empati ini bisa didapatkan dengan beberapa cara seperti menjelaskan mengapa artikel ilmiah yang diajukan sesuai dengan penerbit jurnal yang dituju. Selain ituperlu adanya keterangan apa perbedaan yang signifikan pada artikel ilmiah yang diajukan dibanding artikel ilmiah yang sudah ada.
Hal terakhir yang perlu diperhatikan ialah proses penerbitan. Arif mengatakan, terdapat tiga tahapan pada proses penerbitan, yang pertama ialah mengunggah karya ilmiah. Kemudian berlanjut pada tahap editorial dan yang terakhir adalah tahap reviewer.

Arif berpesan kepada peserta untuk tidak perlu berkecil hati jika tulisannya ditolak melainkan perlu mengoreksi dan memperbaiki karyanya sesuai dengan saran dari reviewer. “Saya pernah gagal di penerbit jurnal Q2 (kluster kualitas jurnal ke-2, red) lalu saya perbaiki dan saya ajukan ke penerbit jurnal Q1 (kluster kualitas jurnal paling baik, red) ternyata saya lolos,” pungkasnya semangat. (mir/jel)

Pembicara dan Peserta Seminar Penulisan Karya Ilmiah Internasional

Berita Terkait