ITS News

Rabu, 20 November 2024
03 Oktober 2018, 22:10

Manajemen Bisnis ITS Wadahi Diskusi Perkembangan Bisnis Masa Kini

Oleh : itsmis | | Source : -

HCSM Forum diawali dengan penjelasan yang disampaikan oleh ketua pelaksananya, Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng (sumber : Dokumentasi Departemen Manajemen Bisnis ITS)

Kampus ITS, ITS News – Di era disrupsi, masyarakat dunia saat ini semakin inovatif dan kreatif dalam persaingan global. Dan dalam dunia bisnis sendiri, hal tersebut sangat mempengaruhi peranan Human Resources Development (HRD) untuk jadi lebih terencana daripada sebelumnya. Melihat topik yang menarik ini, Departemen Manajemen Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)  Surabaya menggelar Human Capital Strategic Management (HCSM) Forum, Rabu (3/10).

Bagi orang awam, HCSM pastinya masih asing di telinga mereka. Oleh karena itu ketua pelaksana, Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng memberi penjelesan terlebih dahulu soal HCSM di awal ajang bertukar pikiran ini. HCSM Forum adalah wadah kolaborasi bagi pihak-pihak yang masuk ke dalam kelompok yang disebut dengan Triple Helix, seperti  akademisi, pebisnis, dan pemerintah. “Mereka adalah pihak yang punya perhatian khusus dalam bidang HRD dan manajemen strategi,” ungkap salah satu pencetus alat TB Analyzer ini.

Sebelum muncul istilah HCSM, bidang HRD telah mengalami beberapa kali perubahan istilah terkait peranannya dalam sebuah perubahan. Perubahan itu dimaksudkan sebagai usaha untuk meningkatkan posisi HRD, agar semakin sistematik, terencana dan vital. “Di era economic sharing saat ini saja peran SDM sudah semakin tinggi, terlebih dalam praktik kooperatif penunjukan manajer SDM cukup dengan pengalaman bisnisnya,” papar dosen Departemen Manajemen Bisnis ITS ini.

Bentuk nyata dari semakin berpengaruhnya SDM dalam dunia bisnis dapat kita buktikan, dengan semakin banyaknya platform bisnis yang beyond  our imagination in the past time. Seperti Grab yang merupakan penyedia jasa transportasi online, tapi tak punya satu pun armada transportasi sendiri. Begitu juga dengan Netflix yang jadi penyedia film terbesar, yang tak memiliki satu pun gedung bioskop. Retailer terkemuka di dunia, Ali Baba juga tak memiliki satu gudang barang sendiri.

Semua itu karena SDM yang ada sudah semakin kreatif dan inovatif, dengan banyak memberi penyelesaian akan kebutuhan di era disruptive seperti saat ini. Era disruptive ini menuntut orang untuk merombak tatanan/budaya lama, terkhusus dalam berbisnis. Agar nantinya dapat terbentuk tatanan bisnis baru yang lebih kolaboratif, berjangkauan luas, dan menerapkan metode.

“Sehingga dengan adanya forum ini, dapat menjadi tempat bagi kita untuk bertukar pengetahuan, networking, dan yang pastinya kolaborasi,” pungkas salah satu inisiator acara ini. (yok/HUMAS ITS)

Berita Terkait