ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
03 Oktober 2018, 15:10

Membangun Hunian Tak Boleh Kesampingkan Aspek Lingkungan

Oleh : itsmis | | Source : -

Ivan Priatman MArch LEED IAI memberikan kuliah tamu yang bertajuk Enviromental Studies dalam Perancangan Arsitektur

Kampus ITS, ITS News – Bagi seorang arsitek, merancang bukan hanya tentang kebutuhan dari penghuni, namun juga tentang aspek lingkungan yang terdampak. Pemahaman tersebut tentu harus dipupuk sedari awal mempelajari ilmu arsitektur. Menyadari ini, Departemen Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya lantas menggelar kuliah tamu bertajuk Enviromental Studies dalam Perancangan Arsitektur, Senin (1/10).

Mengundang arsitek tersohor, Ivan Priatman MArch LEED IAI, gelaran ini mengulas perkara strategi aplikatif yang dapat menunjang sebuah rancangan agar tanggap lingkungan. Konsep green architecture yang menjadi pedoman dalam menilai respons dari objek arsitektur terhadap lingkungan adalah salah satu contohnya.

Principal architect di Ivan Priatman Architecture ini menjelaskan bahwa pendekatan yang sering diterapkannya dalam desain adalah actively passive. Sebab untuk menghadirkan objek arsitektur yang berkelanjutan, strategi ini sangat relevan dan mudah untuk diaplikasikan. “Dengan giat melakukan desain yang pasif, kita tak perlu menggunakan alat mekanik atau elektrik dalam menghadirkan kenyamanan sebagai bentuk tanggap lingkungan,” tukasnya.

Dengan begitu, penggunaan energi pun bisa diminimalkan. Bentuk responnya terhadap lingkungan nantinya akan lebih banyak menggunakan sumber daya alam yang ada di sekitar, seperti sinar matahari dan angin. “Pemanfaatannya pun nanti akan bersifat lokal, sesuai dengan keadaan setiap tempat,” ujar alumnus University of Southern California ini.

Dalam proses desain pasif, Ivan memaparkan beberapa tahapan yang perlu ditempuh. Pertama, arsitek harus benar-benar memahami iklim lokal dari tapak objek desain. Dengan paham akan iklim mikro suatu tempat, maka dapat ditentukan bentuk dan orientasi bangunan yang sesuai dengan kondisi sekitar. Tentu saja dilanjutkan dengan langkah konkret seperti membuat bukaan pada bangunan, organisasi ruang, pembayangan dan selubung luar bangunan, serta memperhatikan juga ruang luar dari sebuah bangunan.

“Penerapan strategi tersebut jika diikuti dengan pemahaman yang kuat akan kondisi lingkungan sejak awal, maka akan dengan mudah untuk menciptakan kenyamanan dalam sebuah bangunan,” tutup Direktur Arsitektur PT Archimetric ini. (yok/saa)

Berita Terkait