Kampus ITS, ITS News – Dewasa ini teknologi dan riset ilmiah terkait partikel nano semakin berkembang. Namun ada bahaya yang mengintai dibalik banyaknya manfaat teknologi nano. Hal ini diungkapkan Prof Dr Eng Manabu Shimada, dalam kuliah tamu internasional yang diselenggarakan Departemen Teknik Kimia di Auditorium Oedjoe Djoeriaman, Selasa (2/10).
Teknologi nano adalah terobosan yang mengontrol zat dan material hingga ke ukuran nanometer sehingga bisa menghasilkan fungsi baru. Sampai hari ini teknologi nano telah banyak dikembangkan di bidang kesehatan hingga pertanian. Namun teknologi nano masih menyimpan bahaya mengancam kesehatan. “Teknologi nano itu baik, tapi tidak seorang pun dapat mengonfirmasi apakah itu aman atau tidak,” terang dosen Teknik Kimia Universitas Hiroshima tersebut.
Dosen bidang mengatakan ancaman utama terdapat pada residu dari nanotechnology itu sendiri. Endapan tersebut menjadi sangat berbahaya jika sudah terkontaminasi oleh bahan kimia lainnya, khususnya bila masuk kedalam tubuh. Hal ini lantaran tubuh akan memberi reaksi penolakan terhadap partikel asing yang masuk dan mengeluarkannya. Namun ada kondisi dimana tubuh tidak mampu mengeluarkan residu tesebut dan akhirnya menetap didalam tubuh selamanya.
Risiko akan semakin besar jika partikel nano sampai masuk kedalam saluran pernafasan. Ukurannya yang kecil dan halus bahkan bisa masuk hingga gelembung paru-paru atau alveolus dimana proses pertukaran oksigen dengan karbon dioksida berlangsung. Partikel nano yang terus menumpuk dalam tubuh bisa meningkatkan risiko kematian.
Demi mencegah resiko kesehatan dalam pengembangan teknologi nano diperlukan penanganan yang tepat. Penelitian lanjutan terus dilakukan guna meminimalisir dampak buruk bagi kesehatan yang bisa ditimbulkan teknologi nano. Namun yang paling sederhana adalah dengan mengumpulkannya dengan cara mengikat debu tersebut pada cairan, granulat, maupun campuran komponen. “Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, kita harus bisa mengukur residu partikel nano dan mengumpulkannya sebelum partikel itu bergerak dan masuk kedalam tubuh,” pungkas dosen dari negeri sakura tersebut. (ion18/mik)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di