ITS News

Jumat, 27 September 2024
14 Oktober 2018, 16:10

Penuhi Kebutuhan Air Tawar Dengan Metode SWRO

Oleh : itsmis | | Source : -

Prof Dae Ryook Yang memberikan materi di IBOC

Kampus ITS, ITS News – Meningkatnya populasi manusia tidak berbanding lurus dengan peningkatan pasokan air tawar. Hal ini membuat permintaan air tawar semakin meningkat. Melihat kondisi ini, Prof Dae Ryook Yang memberikan solusi pengolahan air laut menjadi air tawar dengan metode Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) dalam acara International Biology Conference (IBOC) di Hotel Harris, Sabtu (13/10).

Menurut Prof Dae Ryook Yang, ada beberapa cara mengolah air laut menjadi air tawar, misalnya dengan penyulingan, penukaran ion serta reverse osmosis. Penyulingan dilakukan dengan menguapkan air laut lalu didinginkan sehingga menjadi titik-titik air untuk kemudian ditampung menghasilkan air tawar. Sementara proses penukaran ion yakni proses kimiawi untuk memisahkan garam dalam air laut.

Sedangkan proses sistem osmosis balik biasa disebut dengan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) SWRO merupakan menggunakan membran Reverse Osmosis (RO) untuk memisahkan kandungan garam yang terkandung untuk didapatkan air tawar. Proses pemisahan garam ini dilakukan pada tekanan tinggi sehingga dibutuhkan energi yang besar untuk melakukan proses ini. “Konsumsi energi yang besar inilah menjadi salah satu kelemahan dari SWRO,” ucap pria asal Korea tersebut.

Kelemahan tersebut kemudian disempurnakan oleh Prof Dae Ryook Yang melalui penelitian lebih lanjut. Pada penelitiannya ditemukan hasil bahwa carapengurangan konsumsi energi ialah dengan mengurangi pekerjaan yang tidak dapat diperbaiki dari pompa tekanan tinggi, menurunkan tekanan osmotik dari pakan, dan memperbaiki energi osmotik dari konsentrat.

Usai kelayakan masing masing arah diidentifikasi, maka strateginya disajikan dengan deskripsi teknis serta evaluasi secara kritis dengan mempertimbangkan pengaplikasian yang juga praktis. Alhasil penlitian ini memberikan ide yang jelas dalam menurunkan konsumsi SWRO.

Setelah diaplikasikan pada SWRO, dosen dari Korea Univesity tersebut menjabarkan bahwa ternyata konsumsi energi yang dibutuhkan pada proses SWRO ini hanya sebesar 2-4 kWh/m3. Menurutnya, metode SWRO ini merupakan salah satu metode metode pengolahan air laut paling ekonomis dan hemat energi. “Sudah diuji dibeberapa tempat dan ternyata menguntungkan,” ucapnya. (ion17/jel)

Berita Terkait