ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
21 Oktober 2018, 22:10

Lima Kunci Pengembangan Logistik dengan Teknologi

Oleh : itsmis | | Source : -

Deden Anugrah saat menyampaikan materi

Kampus ITS, ITS News – Manajemen logistik memiliki peranan penting dalam sebuah perusahaan, terutama dalam upaya memenuhi permintaan pelanggan. Vice President Kamadjaja Logistic, Deden Anugrah membagikan tips meningkatkan kinerja pengiriman logistik dalam seminar bertajuk Roadshow to Hackaton Day yang bertempat di Fakultas Teknologi Eelektro pada Kamis (18/10).

Pria berkacamata ini mengungkapkan, terdapat lima kunci pengembangan logistik dalam bidang teknologi. Lima kunci ini memiliki tujuan utama untuk menekan biaya distribusi yang dikeluarkan. “Kebutuhan logistik Indonesia akan terus meningkat. Namun, perkembangan dunia logistik di Indonesia dinilai masih belum mumpuni,” ungkap pria yang akrab disapa Deden tersebut.

Kunci pertama yang dicanangkan pria ini ialah peningkatan pelayanan informasi dalam mengontrol operasi pengiriman barang. “Perusahaan logistik seharusnya memiliki control tower untuk mengawasi penyimpangan yang terjadi di jalan, sehingga, kesalahan kinerja dalam mengirim barang lebih dapat diminimalisir,” jelasnya.

Kunci sukses selanjutnya adalah pembaharuan pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen. Salah satu bentuk inovasinya adalah layanan same day delivery, dimana barang yang dipesan bisa dikirimkan di hari itu juga. Pelayanan-pelayanan seperti ini bertujuan meningkatkan kepuasan konsumen sehingga mampu meningkatkan pendapatan perusahaan.

Sementara itu kunci ketiga adalah memperbaiki metode pengiriman guna meningkatkan kemampuan pengiriman. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan inovasi transportasi pengiriman barang. “Di Cina contohnya, sudah terdapat drone untuk mengirimkan barang antar tempat yang berdekatan. Sehingga, tak perlu menggunakan motor atau mobil,” ungkapnya menjelaskan.

Melakukan kolaborasi dengan perusahaan logistik lain dalam pengiriman barang juga bisa menekan biaya. Kunci yang Deden beri nama shared logistic capabilities ini menekankan pembagian aset fisik pada logistik terutama untuk pengiriman melalui jalur yang sama. “Apabila masing-masing barang dengan tujuan yang berbeda hanya dikirim dengan satu transportasi, tentu akan mengeluarkan banyak biaya. Maka dari itu, tiap perusahaan harus berbagi daya tampung logistik,” jelas pria asal Bogor tersebut.

Sedangkan kunci terakhir yang dirancang Deden adalah mengontrol pengembalian barang yang telah dikirim melalui circular economy. Selain bertujuan untuk menekan biaya, pendekatan ini juga merupakan upaya memaksimalkan pelayanan. “Kalau ada barang yang rusak atau tidak sesuai permintaan konsumen, logistik akan mengembalikan pada pengirim, sehingga jumlahnya harus bisa dikontrol,” pungkasnya. (ion23/mik)

Berita Terkait