Kampus ITS, ITS News – Farih Muhammad, mahasiswa ITS asal Sidoarjo menjadi salah satu mahasiswa angkatan 2018 termuda di ITS. Meskipun memiliki rentang usia yang jauh dengan teman-temannya, mahasiswa yang lahir di Sidoarjo, 14 Agustus 2002 tersebut tidak pernah menjadikan status mahasiswa termuda menghalangi langkahnya.
Saat umumnya anak usia 16 tahun masih duduk di bangku sekolah menengah, Farih telah menyandang gelar mahasiswa di Teknik Industri ITS. Hal ini terjadi karena Farih menempuh pendidikannya lebih cepat melalui program akselerasi. Sedari kecil ia telah bekerja keras untuk belajar lebih cepat dari teman-temannya. Farih menjalani masa sekolah dasar dan sekolah menengah pertamanya lebih cepat masing-masing satu tahun dari siswa pada umumnya.
Farih memulai akselerasi pendidikannya sejak di Mandrasah Ibtidaiyah (MI) Minupucang atas rekomendasi gurunya. Karena performa Fahri di kelas sangat baik, ia diperbolehkan langsung naik ke kelas 6 setelah lulus dari kelas 4. Kecerdasannya berlanjut hingga ia meneruskan pendidikan di SMP. Setelah dinyatakan lulus SMPN 1 Sidoarjo, nilai tesnya yang tinggi mengantarkan Fahri ke kelas akselerasi dengan sistem satu semester hanya ditempuh empat bulan, dua bulan lebih cepat dari biasanya.
Farih mengaku keputusan mempercepat pendidikannya datang dari diri sendiri. Namun dukungan orangtua menjadi sumber kekuatannya dalam menempuh kerasnya proses yang harus ia lewati. Menjalani akselerasi pendidikan pun tidak membuat Farih hanya belajar melulu. Ia memaksimalkan waktunya belajar di sekolah sehingga yang dibawa pulang hanya pekerjaan rumah agar tetap memiliki waktu refreshing dan bermain seperti anak pada usianya.
Setelah lulus SMA, Passion di bidang teknologi mengantarkan lelaki berkacamata itu menjadikan ITS sebagai pilihan untuk melanjutkan pendidikan. Ia pun memilih Teknik Industri atas saran orangtuanya, di samping ketertarikan pada program studi tersebut. Perbedaan usia yang mencolok antara ia dan teman-temannya tidak menghambat Fahri untuk terus belajar. “Awalnya sih merasa terhambat dan sedikit mendapat perlakuan yang berbeda. Tapi lama-lama terbiasa juga. Jadi usia hanya soal angka,” ujarnya.
Farih berharap kelak saat ia menyelesaikan pendidikannya di ITS dan dapat mengamalkan ilmunya agar bermanfaat untuk orang lain. Dengan semakin muda usianya saat lulus kuliah, Farih berharap ia dapat lebih cepat terjun ke masyarakat. (ion14/mik)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di