ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
24 Oktober 2018, 16:10

Delegasi ITS Kawal Langsung Penyaluran Bantuan ke Palu

Oleh : itsmis | | Source : -

Penyaluran bantuan logistik ke daerah terdampak bencana Tsunami di Palu

Kampus ITS, ITS News – Tragedi yang menimpa Palu masih menyisakan luka yang mendalam bagi segenap masyarakat Indonesia. Berbagai tawaran bantuan datang dari berbagai pihak, termasuk Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Melalui kegiatan ITS Tanggap Bencana (TB) Palu, dua delegasi ITS ditugaskan untuk terjun langsung dalam pengawalan penyaluran bantuan kepada korban bencana Palu yang dimulai sejak, Rabu (10/10).

Adalah Nur Hidayat dan Gilang Wahyu R, dua mahasiswa Departemen Teknik Sistem Perkapalan yang ditugaskan langsung untuk membantu dalam mengawasi proses bongkar muat bantuan kemanusiaan untuk Palu. Dayat sapaan akrabnya, menceritakan bahwa dirinya bersama dengan alumni ITS dan komunitas Palu Bangkit mendistribusikan beragam bantuan logistik, seperti pakaian, keperluan sholat, pembalut, hingga kebutuhan bayi ke posko induk ITS. “Posko tersebut merupakan rumah dari salah satu alumni ITS, Desy Lusiyanti, yang letaknya tepat di belakang Universitas Tadulako Palu,” terangnya.

Dayat mengungkapkan, dalam distribusi pertama, Tim ITS TB Palu didampingi oleh Desy dan dua alumni ITS lainnya yaiu Dwi Shinta Angreni dan Ryfial Azhar, serta Relawan Posko Palu Bangkit yang merupakan perhimpunan relawan mahasiswa palu dan sekitarnya. Adapun Bantuan perdana ini disalurkan ke Desa Sibalaya Selatan, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi. “Kebutuhan yang sangat diperlukan warga kala itu adalah sembako seperti beras, serta terpal dan selimut karena sudah memasuki hari kedua musim hujan,” jelas salah satu anggota UKM SIKLUS ITS tersebut.

Dayat melanjutkan, pada hari kedua, Tim ITS TB Palu bergerak menuju Desa Ape Malindo, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala yang lokasinya lumayan terpencil. “Kesulitan akses menyebabkan Desa Ape Malindo minim menerima bantuan, namun kami tetap berusaha menjangkaunya,” jelasnya.

Adapun untuk hari terakhir, Tim ITS TB Palu berkunjung ke Desa Langaleso, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi yang merupakan daerah terdampak likuifaksi (pencairan tanah). “Keadaan disana sangat memprihatinkan, banyak bangunan masjid, rumah, dan sekolah yang runtuh,” kenang Dayat.

Mengenai kondisi Palu saat ini, Ia menjelaskan bahwa masih banyak ditemui bangunan-bangunan yang luluh lantah akibat tsunami di sepanjang wilayahnya. Dayat menggambarkan, di beberapa tempat masih terlihat bangkai kapal yang terdampar dan bangunan yang runtuh. Meski demikian, Ia juga mengamati bahwa perlahan aktivitas ekonomi mulai aktif kembali. “Terdapat banyak pedagang yang berjualan di tepi jalan, membentuk pasar dadakan. Suasana juga sudah cukup kondusif, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang masih ramai penjarahan,” tandasnya.

Diakuinya, selama menjadi relawan, salah satu hal yang cukup menyulitkan adalah terbatasnya akses menuju daerah terdampak, disebabkan kondisi jalan serta minimnya transportasi yang tersedia. “Hal tersebut membuat penyaluran bantuan seringkali terhambat, untungnya kami dibantu oleh teman teman relawan dari komunitas lain,” tutur mahasiswa angkatan 2014 tersebut.

Bagi Dayat, berkesempatan untuk menjadi relawan di akhir masa studinya merupakan kepuasan tersendiri. “Saya senang sekaligus bangga ketika mampu bermanfaat bagi sekitar. Adalah kebahagiaan bagi saya ketika melihat orang yang kita bantu merekahkan senyum tulus atas hal sederhana yang kita lakukan,” pungkasnya. (bel/qi)

Berita Terkait