Jika ingin bertahan di era industri 4.0 kata kuncinya adalah kreatif dan inovatif. Tapi apa sesungguhnya kreativitas itu? Sudah sejak lama saya meyakini bahwa manusia di anugerahi God Instinct yang jika mampu mengaktifkannya akan menjadi manusia “super kreatif”. God Instinct adalah sarana ampuh untuk memperpendek proses trial and error yang sering kita lakukan dalam mengembangkan saintek dan inovasi.
God Instinct bukan IQ, tapi super intuisi yang menuntun kita pada ide-ide kreatif yang sustainable. Mari belajar kembali pada zaman keemasan ilmuwan muslim. Tidak bisa dibayangkan bahwa dalam waktu sesingkat itu, dihasil beratus-ratus karya sains dan teknologi (Saintek). Tidak ada jawaban lain yang menjelaskan Saintek Flood ini kecuali bahwa para ilmuwan muslim saat itu sangat dekat dengan Sang Maha Kreatif sehingga memicu God Instinct.
Apakah pengaktifan God Instinct bisa diprosedurkan? Tentu saja. Bisa diajarkan? Lebih dari bisa. Sangat baik jika itu kemudian dilembagakan, disandingkan sebagai pelengkap kurikulum akademik anak didik kita. Biar agak keren, kita bisa menyebutnya “pesantren milenial”. Ayo segera dimulai.
Prof. Dr.Ir. Adi Soeprijanto, MT
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS
Bakal Calon Rektor ITS Periode 2019-2024
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)