ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
29 Oktober 2018, 10:10

Unik, ITS Helat Pagelaran Wayang dengan Lakon Dewan Profesor

Oleh : itsmis | | Source : -

Pertunjukan wayang orang yang diperankan oleh Dewan Profesor ITS

Kampus ITS, ITS News – Perkembangan teknologi yang kian pesat bagaikan pedang bermata dua bagi kelestarian budaya bangsa. Menjawab hal tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menghelat Pagelaran Wayang Kulit dan Wayang Orang yang sekaligus menjadi rangkaian acara dies natalis ITS ke-58. Uniknya, penampilan wayang orang yang berlangsung pada Jum’at (26/10) di Gedung Robotika ini diperankan langsung oleh Dewan Profesor ITS.

Hadir dalam acara tersebut, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana M Sc ES PhD mengatakan, disamping menjadi pemantik semangat mahasiswa agar senantiasa memelihara budaya luhur bangsa, cerita yang dibawakan juga mampu member pelajaran berharga tentang dinamika hidup. Menyoroti kisah Petruk, salah satu Punakawan yang mendapatkan kesaktian usai menerima Pusaka Kalimasada yang berisi strategi untuk hidup, pagelaran dengan dalang Prof Imam Robandi dan Ki Sugito ini juga memberikan pesan mendalam bagi para penonton.

Penampilan wayang orang yang diperankan oleh Dewan Profesor ITS menjadi daya tarik tersendiri dalam pagelaran ini. Tak kurang dari sembilan belas anggota Dewan Profesor serta tujuh anggota Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (MDGB PTNBH) turut ambil bagian dalam memerankan tokoh pewayangan. “Tahun ini ada kombinasi wayang kulit dan wayang orang yang diperankan Dewan Profesor. Ini bentuk kreatifitas mereka untuk memeriahkan dies natalis ITS,” papar Ketua Pelaksana Dies Natalis 58, Dr Ir Suwadi MT.

Adapun kesembilan belas anggota dewan profesor beserta perannya diantaranya adalah Prof Irmina sebagai Srikandi, Prof Aulia sebagai Drupadi, Prof Yulinah T sebagai Sembodro, Prof Danawati sebagai Mustokoweni, Prof Prabowo sebagai Bambang Priyambodo, Prof Budisantoso W sebagai Petruk Hoax, Prof Agus Rubiyanto sebagai Petruk 4.0, Prof Nadjadji A sebagai Semar, Prof Bangun Mulyo S sebagai Bagong, Prof Iwan Vanany sebagai Nolo Gareng, Prof Triyogi sebagai Puntodewo, Prof Moch Ashari sebagai Bolodewo, Prof Djatmiko Ichsani sebagai Jaya Sentika merangkap Gatotkoco, Prof Suhardjono sebagai Arjuna, Prof Adi Soeprijanto sebagai Sadewa, Prof Made Londen sebagai Bumi Loka, Prof Darminto sebagai Bima, Prof Nur Iriawan sebagai Kresna, serta Prof IN Sutantra sebagai Batara Guru.

Sementara itu, tujuh orang anggota MDGB PTNBH beserta perannya diantaranya adalah Prof M Yusram Massijaya (IPB) sebagai Ontorejo, Prof Evy Damayanthi (IPB) sebagai Banowati, Prof Dewi Apri A (IPB) sebagai Dewi Kunti, Prof Tulus (USU) sebagai Ontoseno, Prof Tarkus Suganda (UNPAD) sebagai Setiyaki, serta Prof Fuad A Hamid (UPI) sebagai Batara Bayu.

Suwadi menuturkan, pagelaran wayang merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang harus tetap dijaga. Menurutnya, kegiatan ini memang ditujukan untuk memupuk rasa cinta masyarakat, khususnya mahasiswa terhadap budaya tradisional. “Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen ITS dalam mengembangkan semangat cinta budaya, terutama bagi generasi muda,” tandasnya.

Menurutnya, dalam kegiatan ini ITS membawa misi untuk memberikan pengetahuan tentang budaya lokal agar tidak ditinggalkan oleh generasi penerus bangsa. “Generasi ini kalau tidak dikenalkan mulai dari sekarang, bisa lupa dengan budaya sendiri,” terangnya.

Di sisi lain, salah satu penonton, Wahyu Agung Saputro merasa senang atas kegiatan yang diselenggarakan ITS ini. Baginya pertunjukan semacam ini merupakan wadah pelestarian sekaligus tempat menimba ilmu. Ia mengaku, menonton pagelaran wayang merupakan obat rindu yang ampuh untuk mengenang kampung halamannya. “Di kampung halaman saya, setiap kali diadakan pagelaran wayang pasti ramai pemirsa, banyak muda-mudi yang datang melihat,” tutur mahasiswa angkatan 2018 itu. (hen/qi)

Pagelaran wayang kulit dengan lakon Petruk Era 4.0

Berita Terkait