Jember, ITS News – Rektor dan wakil rektor dari 11 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jawa Timur hadiri kegiatan Rapat Kerja Paguyuban Rektor yang berlangsung di Universitas Negeri Jember, Selasa (30/10).
Kesebelas PTN tersebut adalah Universitas Negeri Jember (UNEJ), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Pembangunan Negeri – Veteran Surabaya (UPN-Veteran), Universitas Islam Negeri (UIN) MALIK IBRAHIM, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) JEMBER.
Pada rapat kali ini, para Rektor dan Wakil Rektor tersebut membahas mengenai mekanisme penerimaan mahasiswa baru serta menanggapi tentang peran PTN dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Pada agenda rapat tersebut, juga menggaris bawahi persoalan yang sedang hangat diperbincangkan di kalangan perguruan tinggi, yaitu mengenai lembaga tes masuk perguruan tinggi (LTMPT) yang mengatur tentang mekanise baru proses seleksi penerimaan mahasiswa baru.
Sekretaris LTMPT, yang juga selaku Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof Ir Joni Hermana MScEs PhD, memaparkan kondisi terkini mengenai perkembangan proses seleksi yang akan dimulai pada tahun 2019 mendatang. Terkait dengan hal tersebut Menteri Riset teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) menyampaikan, bahwa proses seleksi yang selama ini ada, dirasa kurang begitu fleksibel dan transparan. “Sehingga Kemenristekdikti, perlu merubah sistem mekanisme penerimaan mahasiswa baru,”ujarnya.
Guru Besar Teknik Lingkungan ITS itu menambahkan, dari aspek database siswa pendaftar untuk mekanisme baru ini dilakukan secara terintegrasi (single entry), sehingga siswa hanya mengisi data saat awal mengikuti tes Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) saja. Apabila tidak diterima di SNMPTN dan ingin mendaftar di Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) sudah tidak perlu mengisi data kembali.
“Sebenarnya tidak ada perubahan signifikan dari mekanisme proses seleksi penerimaan ini, perbedaan hanya berada pada transparansi proses seleksi penerimaan mahasiswa baru” ujarnya.
Menurut Joni, perubahan yang bisa dikatakan paling mencolok dari proses seleksi baru ini, ada pada mekanisme pelaksanaan tes dan proses penerimaan siswanya. Ia menjelaskan, apabila peserta yang dinyatakan tidak lulus SNMPTN dan ingin mendaftar di SBMPTN, maka peserta harus mengikuti tes Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) terlebih dahulu. Barulah kemudian para siswa bisa mengikuti tes SBMPTN dengan syarat memiliki nilai UTBK. Selanjutnya, untuk peserta yang sudah dinyatakan diterima pada jalur SNMPTN di salah satu PTN, secara otomatis mereka tidak dapat mendaftar kembali di jalur SBMPTN. (*)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di