ITS News

Kamis, 14 November 2024
02 November 2018, 23:11

Memasuki Partai Puncak, Peserta Gemastik Perebutkan Gelar Juara

Oleh : itsmis | | Source : -

Ketiga juri memberikan sambutan sebelum perlombaan Keamanan Jaringan dan Sistem Informasi (KJSI) dimulai

Kampus ITS, ITS News – Ajang kompetisi Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Komunikasi (GEMASTIK) yang ke-11 yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memasuki hari kedua, Jumat (2/11). Berlangsung di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai tuan rumah, puluhan finalis dari berbagai cabang lomba memperjuangkan karya-karyanya untuk menjadi yang terbaik di seluruh Indonesia.

Terdapat setidaknya 11 cabang lomba yang dipertandingkan. Di antaranya adalah lomba Animasi, Desain Pengalaman Pengguna, Keamanan Jaringan dan Sistem Informasi, Pemograman, Deep learning, Pengembangan Aplikasi Permainan, Pengembangan Bisnis TIK, Pengembangan Perangkat Lunak, Piranti Cerdas, Sistem Benam, dan IoT, Kota Cerdas, serta Karya Tulis Ilmiah (KTI) TIK.

Lomba-lomba tersebut bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa agar mampu mengambil peran sebagai agen perubahan dalam memajukan TIK dan pemanfaatannya di Indonesia. Pemanfaat dari inovasi-inovasi yang dihadirkan di perlombaan ini pun bisa mencakup banyak bidang, seperti lomba Deep Learning yang menguji kemampuan mahasiswa dalam mengolah big data yang saat ini menjadi senjata yang sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan suatu bisnis.

Sementara itu, Keamanan Jaringan dan Sistem Informasi (KJSI) juga merupakan salah satu cabang lomba yang manfaatnya sangat dibutuhkan perindustrian saat ini. Lomba ini berfokus mengadu keahlian peserta dalam meretas suatu sistem. “Lomba ini dimaksudkan untuk mengetahui celah dari sistem keamanan yang ada, sehingga dengan adanya uji retas dapat diketahui kelemahan dari sistem keamanannya,” tutur Soni, salah satu panitia Gemastik 11. Lomba ini pun dilatarbelakangi oleh rawannya peretasan sistem keamanan yang merupakan isu terberat dalam suatu perusahaan.

Guna memasuki era industri 4.0, Gemastik 11 juga menghadirkan kompetisi di bidang teknologi nirkabel melalui perlombaan Kota Cerdas (Smart City). Melalui cabang lomba ini, peserta ditantang untuk dapat menciptakan sistem yang mendukung berjalannya kota dengan akses data dinamis dan terotomasi. Seperti halnya karya salah satu tim peserta dari Departemen Teknik Informatika ITS yang mencoba menciptakan kota pintar yang dapat mengidentifikasi wajah seseorang melalui rekaman CCTV.

Salah satu peserta Lomba Smart City dari ITS saat mempresentasikan karyanya di hadapan juri

Ketiga mahasiswa ITS tersebut adalah Luqman Ahmad, Syavira Tiara dan Andreas Galang. Ketiganya berinovasi dalam pemanfaatan kamera CCTV yang selama ini hanya dapat merekam video, menjadi dapat mengenali orang yang berada dalam video tersebut sekaligus memberi notifikasi apabila terdapat orang yang mencurigakan pada lingkungan yang terekam.

Luqman menjelaskan, sistem yang dikembangkan timnya ini dapat mengenali secara detail wajah, tempat, waktu, dan aktivitas yang dilakukan objek terekam dalam suatu lingkungan. Teknologi ini juga diyakini dapat membantu meningkatkan keamanan dengan mengenali dan menemukan wajah teroris atau pelaku kejahatan yang masih dalam proses pencarian.

Jika ada pelaku kejahatan yang wajahnya sudah dirilis oleh pihak kepolisian, nantinya foto pelaku dapat diinputkan ke sistem untuk kemudian nantinya akan terintegrasi ke seluruh CCTV yang terpasang di lingkungan pencarian. “Notifikasi akan muncul pada komputer induk pengoperasian sehingga pihak keamanan bisa segera menindaklanjuti,” tambah mahasiswa yang baru saja wisuda pada September lalu ini.

Selain untuk mengindetifikasi kriminal yang masih dalam pencarian, pemerintah kota juga dapat mengaplikasikan teknologi ini untuk membuat dan menganalisis data kehadiran pegawai pemerintah kota. “Selaras dengan misi membangun smart city, kami berharap teknologi yang dikembangkan ini dapat menghasilkan solusi paling efisien dan efektif khususnya dalam kinerja pemerintah kota,” lanjutnya.

Dengan dikembangkannya sistem pengenalan wajah berbasis video ini, Luqman berharap dapat memudahkan pekerjaan pemerintah sekaligus meningkatkan keamanan di masyarakat. (ram/vi/sep/HUMAS ITS)

Persiapan peserta sebelum cabang lomba KJSI dimulai

Berita Terkait