Kampus ITS, ITS News – Tiga tim besutan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil meraih medali emas, perak, dan perunggu sekaligus pada cabang perlombaan Pengembangan Aplikasi Permaian. Posisi pertama diraih oleh tim GG, disusul dengan tim Reinkarnasi, dan tim Miazaki Corps. Ketiganya menerima medali pada penutupan Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) ke-11 di Gedung Pusat Robotika, Sabtu (3/11).
Ialah Sirria Panah Alam, Irman Kurniawan, dan Achmad Ibnu Malik Al Chasni yang tergabung dalam tim GG, pencipta aplikasi permainan guna mengajarkan patuh berlalu-lintas bagi pemainnya. Tema yang diangkat dalam pembuatan aplikasi permainan tersebut adalah edukasi. Hal ini menuntut tim GG agar dapat menyalurkan ilmu melalui permainan. “Kami memilih konsep lalu lintas karena merasa tertantang untuk dapat menyalurkan ilmu dalam berlalu-lintas melalui permainan,” ujar Sirria, anggota tim GG.
Sirria pun menjelaskan bahwa target pemain dari aplikasi ini adalah anak usia Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, berkisar antara tujuh hingga 16 tahun. Lebih lanjut, gadis berkerudung itu menyatakan, salah satu hal yang melatarbelakangi pembuatan permainan tersebut yakni karena tingginya angka kemacetan di Indonesia.
Menurutnya, kemacetan terjadi lantaran jumlah kendaraan lebih banyak dibandingkan ketersediaan jalan yang dapat dilalui. “Di sinilah letak tantangan dalam permainan, pemain harus belajar mengatur kendaraan layaknya seorang polisi,” jelasnya.
Cara kerja dari aplikasi permainan ini cukup sederhana. Pemain akan dihadapkan pada sebuah perempatan yang dilalui oleh mobil. Kemudian, pemain dituntut agar dapat mengatur lampu lalu lintas yang ada sehingga kendaraan-kendaraan tersebut dapat berjalan dengan lancar. “Selanjutnya, akan ada tantangan berupa penambahan jumlah perempatan, volume kendaraan, dan sopir yang sibuk saat menyetir,” tutur peraih medali emas tersebut.
Di samping itu, saat ditanya terkait dua aplikasi permainan peraih medali perak dan perunggu, Sirria menilai keduanya membawa konsep yang sama menariknya. Menurutnya, tim Reinkarnasi yang membawa pulang medali perak mengusung konsep menjaga kebersihan lingkungan.
Dalam permainan tersebut, para pemain diharuskan untuk memungut sampah yang berceceran di setiap jalan yang dilaluinya. “Sebelum membuangnya ke tempat sampah, pemain harus membersihkan bekas telapak kaki yang ada di dekatnya,” tambah mahasiswa Teknik Informatika tersebut.
Di sisi lain, tim Miazaki Corps mengembangkan aplikasi permainan untuk melatih kemampuan melafalkan bahasa Inggris anak. Pemain akan bertarung dengan seekor monyet dengan mengatakan kata yang tertulis pada layar. Semakin baik pelafalan yang diucapkan semakin mudah pula ia mengurangi nyawa lawan. “Sebenarnya kami merasa Mizaki Corps ini adalah lawan yang terberat,” ungkap mahasiswa semester tujuh itu.
Ke depannya, tim GG akan terus melakukan pengembangan terhadap fitur-fiturnya. Tim ini juga tengah mengusahakan agar aplikasi permainan tesebut dapat diakses atupun diunduh melalui Play Store. “Kami berharap agar permainan ini dapat segera dinikmati oleh masyarakat, sehingga semakin banyak manfaat yang dapat diperoleh,” pungkasnya. (hen/mir)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di