Opini, ITS News – Berubahnya hari menuju keesokan hari adalah sangat berharga bagi kehidupan manusia. Prinsip hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, menjadi acuan motivasi perbaikan kualitas hidupnya. Hal ini berarti bahwa setiap hari harus ada catatan kinerja dan capaiannya. Tanpa catatan tersebut, sulit diketahui perbedaan capaian hari ini dengan yang sebelumnya. Demikian halnya dalam dunia usaha. Tutup bursa hari ini harus sudah selesai dilaporkan untuk membuka lembaran baru esuk pagi, misalkan closing price suatu saham hari itu akan digunakan sebagai opening price saham tersebut esuk pagi. Jadi tidak boleh ada penundaan rekapan seharian geliat perputaran bursa. Demikian halnya dengan doktrin pola kerja yang diberikan kepada pelayan sebuah minimarket, SPBU, Apotik, dll.
Akhir aktivitas hari tersebut harus dituntaskan (rekapan administrasi keluar-masuknya jenis dan jumlah barang bahkan bisa tercatat nama pembelinya, serta besar penerimaan uangnya) sebelum pelayan pulang meninggalkan tempat kerjanya. Akibat dari kegiatan ini adalah terjaminnya ketertiban pencatatan kejadian selama aktifitas usahanya seharian. Di dunia mereka, ketertiban mencatat adalah kegiatan utama bahkan menjadi jiwa kerja mereka. Tidak tercatatnya suatu kejadian selama gerak langkah organisasinya merupakan kerugian organisasi, karena semua akan langsung terkait dengan pendapatannya dan pada gilirannya akan berpengaruh kepada keberlangsungan fungsi serta keberadaan organisasi di kemudian hari.
Secara filosofi, data adalah catatan kejadian. Sementara itu, percaya atau tidak, suatu kejadian akan terjadi karena telah diskenario oleh sang Maha Pencipta, Allah, melalui interaksi antar manusia, yaitu diciptakannya sebuah sunatullah kebutuhan hidup antar manusia yang muncul secara random di alam raya ini. Oleh sebab itu terjadilah transaksi jual-beli atau pemenuhan jasa. Jadi dapat dikatakan bahwa data adalah catatan takdir Allah. Pemegang data adalah pemegang amanah untuk menyimpan dan menyampaikan serta menggunakannya dengan benar dengan apa adanya. Mengubah data dengan tidak benar berarti melawan takdir Allah.
Beberapa contoh fenomena di atas merupakan contoh adanya peradaban data di suatu organisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peradaban diartikan sebagai kemajuan kecerdasan atau kebudayaan lahir batin, atau dapat juga diartikan sebagai hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. Jadi peradaban data dalam organisasi dapat diartikan adanya kesadaran yang tinggi dalam organisasi hingga tumbuh budaya mencatat setiap kejadian untuk menjadi data, sehingga datanya siap digunakan untuk pengambilan keputusan dan mempertahankan keberlangsungan serta keberadaan organisasi di kemudian hari.
Dalam dunia pendidikan, ITS sebagai PTNBH misalnya, yang didisain untuk menjadi lembaga pendidikan pemerintah kelas utama di Indonesia, yang harus masuk dalam kelompok World Class University (WCU), harus menumbuhkan peradaban data ini. Sebagai ciri WCU antara lain ITS harus dapat berfikir global dan reorganisasi penguatan kolaboratif riset internasional, serta mempunyai kemampuan dan inisiatif mengambil keputusan atau kebijakan dan memanfaatkan peluang sebelum perguruan tinggi lain, maka ITS PTNBH harus menumbuhkan peradaban data. Data tentang ke-ITS-an dapat berasal dari dalam sistem layanan ITS, tetapi dapat juga berupa data dari luar sistem layanan ITS.
Data dari kedua sumber ini dapat disatukan menjadi big-data ITS yang siap akan menceritakan kondisi ITS setiap saat. Dengan peradaban data ini, day-to-day data ITS akan tercatat dengan baik, sehingga race in Excellence driven for Excellence ITS akan mudah dilaksanakan, karena ada data yang telah tersedia. Dengan peradaban data, single data ITS akan mendapat dukungan semua lini pelayan dan pelaku bisnis ITS, sehingga semua kebutuhan data dan setiap saat dibutuhkan untuk mengejar WCU akan siap terlayani dengan cepat. Salah satu manfaat peradaban data ini adalah akan memudahkan proses kenaikan pangkat dosen atau percepatan professor ITS dalam rangka mencapai jumlah ideal 20%, sebagai standar minimal WCU. Akhirnya, dengan tumbuhnya peradaban data ini, indeks kinerja ITS EMAS dalam RENIP ITS 2015-2040 secara bertahap akan dengan akurat dan tertib terukur.
Menumbuhkan peradaban data tidak akan lepas dari tuntutan penyiapan infrastruktur dan SDM yang melingkupinya untuk dapat berjalannya peradaban data tersebut. Agar ringan berfikir, sementara dapat dibayangkan jika infrastruktur pencatat data otomatis yang telah tersedia melalui fasilitas media sosial akan digunakan. Adanya infrastruktur ini membuat semua orang (termasuk sebagian besar SDM ITS) di era ini merasa nyaman dan betah untuk secara tidak sadar menyatukan dirinya dengan fasilitas ini. Inilah peradaban baru yang dialaminya. Peradaban data secara tidak sadar telah terbentuk di masyarakat, semua orang telah menikmati kemajuan dan kecerdasan serta mengikuti budaya baru sebagai pelaku pencetak data dan pelaku komponen penggiat munculnya data. Tantangan baru pada ITS PTNBH untuk memanfaatkan fasilitas tanpa bayar ini dapat disatukan dalam pengelolaan big-data ITS, sehingga ITS PTNBH dapat lari menggapai cita-cita “tinggal landas sebagai PTNBH di 2019-2024” dan menuju “Model Manajemen Perguruan Tinggi Mandiri Nasional” dengan cepat secara eksponensial.
Membangun peradaban data di ITS PTNBH pada gilirannya akan mempunyai imbas yang lebih luas melalui jejaring dan para alumninya. Di tengah pergeseran budaya pemenuhan kebutuhan berbasis teknologi di era industri 4.0, peradaban data di semua lini pemerintahan dan masyarakat dapat membantu mempercepat kemajuan bangsa. Day-to-day data pertanian, data penduduk, data pendidikan, data pembangunan daerah, dll siap untuk ditangkap dan disimpan serta siap digunakan oleh pengambil keputusan dengan cepat dan tepat; misalkan: keputusan impor, pemberian subsidi diberbagai bidang, bantuan pendidikan, dll. Kemajuan teknologi dipadukan dengan kultur ke-Indonesia-an akan memberikan warna peradaban data Indonesia yang berbeda dengan negara lain.
Kecepatan perkembangan teknologi baik perangkat keras maupun lunak sebagai pengolah data yang real time dan tergolong big-data, serta kecepatan generasi SDM-nya dalam menguasainya, mempercepat pula terbentuknya perkembangan peradaban data ini. Hal yang sampai detik ini tidak mungkin dilakukan akan mudah untuk digapai. Seseorang yang mempunyai hand phone yang terhubung dengan providernya, sebagai budaya di era 4.0, secara tidak sadar dapat membantu menyelesaikan masalah kependudukan, pemerintahan, politik, sosial, hankam, maupun pengelolaan lembaga pendidikan, dan dunia usaha.
Text analysis dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil sentimen negatif atau positif dari pendapat masyarakat terhadap suatu layanan pemerintah, layanan perguruan tinggi, layanan usaha swasta, maupun arah dan peta politik, yang dapat dengan mudah diperoleh datanya secara real time dan diolah dengan perangkat pengolah big-data yang open source. Business data analytic, seperti yang telah dibuka di tahun ajaran ini, sebagai bidang studi baru di MMT ITS adalah kesuksesan dan ekselensi jiwa entrepreneurship pengelolanya dalam membaca trend kebutuhan pasar bidang baru tersebut. Dalam pemerintahan, misalnya, masalah migrasi penduduk, saat ini hanya mampu dengan tertib dicatat dan dianalisis untuk migrasi antar negara saja. Karena imigrasi sudah mempunyai infrastruktur yang lengkap. Namun, migrasi antar daerah di dalam negara, sampai hari ini sulit untuk dilakukan pendataan, apalagi antisipasi mitigasi akibat migrasinya. Di era industri 4.0 ini, hal ini akan dengan mudah dilakukan pendataan menggunakan basis informasi real time pergerakan penduduk yang memanfaatkan jaringan provider hand phone yang dimiliki oleh pelaku migrasi.
Prof. Drs. Nur Iriawan, MIKomp., Ph.D.
Kepala Laboratorium Statistika Komputasi,
Guru Besar Departemen Statistika ITS
Bakal Calon Rektor ITS 2019-2024
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)