Kampus ITS, ITS News – Kerusakan lingkungan akibat kurangnya kesadaran manusia untuk melestarikannya menjadi perhatian banyak pihak saat ini. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bersama Anddys Green Architect (AGA) berkolaborasi dalam Indonesia Go Green 2018 mempertemukan para pejuang lingkungan untuk berbagi pengalamannya, Minggu (11/11).
Indonesia Go Green 2018 merupakan acara peduli lingkungan hijau dengan konsep memperkenalkan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan serta memanfaatkannya secara bijak. Acara ini menjadi ajang kampanye peduli lingkungan oleh beberapa komunitas pecinta lingkungan di Indonesia. Selain itu, acara ini juga mengadakan talkshow dengan para pejuang lingkungan tersebut untuk berbagi pengalamannya.
Ary Dwi Jatmiko ST MT yang merupakan perwakilan dari Green Building Council Indonesia (GBCI) representatif Surabaya mendapatkan kesempatan pertama untuk berbagi pengalamannya. Pria yang fokus dalam mencanangkan pembangunan berkonsep ramah lingkungan ini menjelaskan bahwa gerakan peduli lingkungan dapat dimulai dari berbagai hal sederhana. “Seperti membudayakan berboncengan dengan teman saat pergi ke sekolah atau kampus dan juga memberi teladan untuk selalu membuang sampah pada tempatnya,” ucapnya.
Pria yang juga merupakan alumni Departemen Desain Produk ITS ini juga menghimbau para pemuda mengikuti berbagai komunitas pecinta lingkungan. Menurutnya, hal tersebut sangat dibutuhkan mengingat banyaknya komunitas pecinta lingkungan saat ini masih kekurangan peran pemuda di dalamnya. “Pemuda masih memiliki mobilitas yang tinggi dan inovasi yang banyak untuk perbaikan lingkungan,” tuturnya.
Profesi arsitek juga memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan terutama dalam mengamalkan konsep bangunan ramah lingkungan. Wawan Ardiyan Suryawan ST MT, dosen Departemen Arsitektur ITS dan juga perwakilan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) pada acara ini juga memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai konsep bangunan ramah lingkungan tersebut. Menurutnya, bangunan dikatakan ramah lingkungan apabila sedapat mungkin menggunakan material di alam serta meminimalisasi penggunaan energi.
Ia juga membeberkan rencana IAI untuk membantu korban gempa di Lombok dengan membangun fasilitas toilet. Fasilitas yang dibangun ini nantinya juga dapat dipindahkan sehingga tidak akan terbengkalai ketika para pengungsi sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Ia juga mengapresiasi tingkat partisipasi yang besar dari kalangan arsitek Indonesia untuk membantu rehabilitasi bangunan di Lombok.
Selain mengundang pejuang lingkungan yang berfokus pada bangunan, Indonesia Go Green juga menghadirkan perwakilan dari Komunitas Organik Indonesia (KOI) yang berfokus pada produk organik yang dihasilkan. Salah satunya adalah produk perawatan kulit organik dengan bahan-bahan alami yang berasal dari alam. Puji Sopandi S Farm M HKes Apt yang merupakan pendiri Aquilla Herbal Skincare Jakarta menjelaskan peran produk kosmetik alami dalam menjaga lingkungan.
Ia menjelaskan bahwa produk perawatan kulit alami lebih ramah lingkungan daripada produk konvensional. Menurutnya, produk perawatan kulit konvensional tidak hanya beresiko merusak kulit tapi juga merusak lingkungan melalui air dan tanah. Ia juga menjelaskan bahwa produk perawatan kulit organik cenderung tanpa bahan kimia di dalamnya sehingga lebih aman digunakan konsumen yang memiliki kulit sensitif.
Hadir pula Hari Kindo sebagai produsen cuka apel mewakili KOI pada Indonesia Go Green kali ini. Ia memperkenalkan produk buatannya yang dapat secara alami mengatasi berbagai penyakit terutama penyakit pencernaan. Produk yang diproses dengan cara fermentasi alami ini juga dapat dikonsumsi setiap hari karena kaya akan zat yang diperlukan tubuh seperti enzim dan vitamin.
Para pejuang lingkungan yang dihadirkan dalam acara ini memiliki cara yang berbeda-beda dalam memanfaatkan dan melestarikan lingkungan. Peran yang dilakukan menjadi bukti bahwa banyak cara dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan. Harapan mereka adalah agar anak cucunya tetap dapat menikmati betapa indahnya lingkungan alam yang dirasakan saat ini serta dapat hidup bersamanya untuk menjaganya. (sep/owi)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di