Kampus ITS, ITS News – Dua orang mahasiswa Departemen Informatika, Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, yaitu Nurlita Dhuha Fatmawati dan Yolanda Hertita Pratama berhasil menduduki posisi juara pertama dalam kompetisi pemrograman pada Technology Euphoria (Techphoria) 2018 di Universitas Sriwijaya.
Yolanda Hertita Pratama, yang akrab disapa Tita mengaku, berhasil menyelesaikan lima soal dari enam soal komputasi dan logika yang diberikan oleh panitia. Kompetisi pemrograman pada Techphoria 2018 ini terbilang cukup menantang. Biasanya, beber Tita, kompetisi pemrograman pada umumnya diikuti satu tim yang terdiri dari tiga orang, namun sekarang hanya dua. Selain itu, sistem penilaiannya menggunakan sistem poin parsial, di mana setiap test case yang benar akan dihitung poinnya satu dan salah bernilai nol.
Dikatakan Tita, soal-soal pada kompetisi pemrograman tersebut dapat diselesaikan dengan membuat program secara langsung di tempat. Soal pertama, yakni mencari bilangan prima dari angka 1 sampai 10^8 (^ dibaca pangkat, red) menggunakan metode sieve eratosthenes. “Metode itu dinilai sangat efektif untuk menemukan semua bilangan prima di antara 1 dan suatu angka n”, terang mahasiswa asal Probolinggo ini.
Lanjut ke soal kedua, yakni menentukan kata palindrom, yakni kata yang terbaca sama, baik dari depan maupun dari belakang, menggunakan adhoc. Kemudian, soal tentang mengubah bilangan desimal ke bilangan biner dengan basis bilangan fibonacci, menghitung panjang sisi trapesium dengan prinsip kesebangunan, dan menghitung banyaknya rumah (logika) yang terkena lahar gunung meletus menggunakan algoritma DFS (Depth First Search).
Saat diwawancarai, ketua tim, Nurlita Dhuha Fatmawati, yang biasa dipanggil Lita mengaku, agak tergesa-gesa dalam melakukan pengerjaan soal-soal tersebut. Namun, kesungguhan tim mengikuti kompetisi ini telah dipersiapkan secara matang dengan memperbanyak latihan di hari-hari sebelumnya. Sehingga, tim mampu memprogram di bawah tekanan untuk mencari solusi yang spesifik dalam jangka waktu tertentu.
Meski hanya lima dari enam soal yang telah selesai dikerjakan dalam waktu tiga jam. Mahasiswa asal Salatiga ini tidak menyangka bisa mendapatkan posisi juara pertama. “Mungkin program-program yang kami buat, data masukan dan keluarannya sesuai dan tepat dengan data masukan dan keluaran dari juri, sehingga nilai yang kami peroleh paling tinggi”, imbuhnya.
Saat ditanya mengenai motivasi, ia mengaku hanya ingin memenangkan kompetisi dan membawa nama baik ITS khususnya Departemen Informatika. “Pencapaian kami saat ini semoga dapat memotivasi mahasiswa lain untuk berani berkompetisi dan jadi lebih baik, sehingga mereka terpacu dan membanggakan nama ITS lagi” pungkas Lita. (rio/owi)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di