Kampus ITS, ITS News – Bagi beberapa orang belajar ke luar negeri merupakan cita-cita, namun bagi sebagian yang lain masih tidak mengerti pentingnya hal tersebut. Melalui rangkaian talkshow International Fair besutan Kementerian Hubungan Luar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, mahasiswa ITS diajak untuk menyelami pentingnya kuliah ke luar negeri. Kegiatan ini dihelat pada Minggu (18/11) di Gedung Teater C ITS.
Salah satu pemateri, Nuril Hidayati, mengungkapkan beberapa hal yang menurutnya membuat belajar ke luar negeri menjadi penting. Pertama, adanya pengalaman tertentu yang tidak mungkin diperoleh tanpa merantau ke negeri orang. Wanita berkerudung ini mencontohkan pengalamannya ketika menjadi minoritas di Taiwan. “Pengalaman semacam ini mampu membuat pikiran kita lebih terbuka, sehingga semakin bijak dalam menyikapi banyak hal,” tuturnya.
Mahasiswa yang juga menjabat sebagai koordinator divisi Internationalization and Human Development di ITS IO ini mengatakan, pengalaman-pengalaman yang didapatkannya selama belajar ke luar negeri juga merupakan tantangan. “Banyak tantangan selama kuliah di luar negeri. Kalau bisa menaklukkannya, kita akan menjadi pribadi yang lebih kuat,” imbuhnya.
Mahasiswa Departemen Teknik Fisika ini juga mengungkapkan, belajar ke luar negeri merupakan prospek jangka panjang. Nuril yakin, belajar keluar negeri sama artinya dengan mempersiapkan diri untuk berkontribusi tidak hanya pada skala regional, namun juga internasional. “Karena semakin lama, batas antar negara akan semakin tipis. Kita harus berpikir visioner dalam menghadapi hal tersebut,” pungkasnya.
Senada dengan yang disampaikan Nuril, Mochammad Soleh sebagai perwakilan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Polandia juga menekankan bahwa mahasiswa harus menyadari kedudukannya sebagai masyarakat dunia, bukan sekedar masyarakat Indonesia. Ia menjelaskan, belajar ke luar negeri dapat menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mengamati dan belajar, lalu menerapkan ilmu yang telah dipelajari untuk membangun Indonesia. “Kalau hanya jadi masyarakat Indonesia, cenderung sukar untuk memajukan negeri ini,” tandas alumnus Departemen Teknik Sistem Perkapalan yang resmi lulus September lalu ini.
Selaras dengan keduanya, M Ridha Tantowi sebagai perwakilan PPI Portugal juga menegaskan bahwa Indonesia butuh orang-orang yang tidak hanya jago dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga memiliki pemikiran yang luas dan terbuka. Menurutnya, kemampuan semacam ini dapat diasah salah satunya dengan belajar ke luar negeri. (fat/qi)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di