ITS News

Jumat, 15 November 2024
22 November 2018, 22:11

Mengemas Budaya Modern dan Tradisional dengan PUSAKA

Oleh : itsmis | | Source : -

Penampilan Samantistic pada malam puncak PUSAKA 2018 di Balai Pemuda 2018

Kampus ITS, ITS News – Unit Kegiatan Tari dan Karawitan (UKTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sukses menghelat Pagelaran Budaya dan Seni Rara Kananta (PUSAKA) 2018 di Balai Pemuda Surabaya, Minggu (18/11). PUSAKA 2018 adalah ajang lomba di bidang tari tradisional dan modern yang merupakan upaya UKTK untuk menggugah kesadaran pemuda pemudi bangsa dalam mengenal dan melestarikan budaya Indonesia di era globalisasi ini.

Tema PUSAKA 2018 adalah trimurti seni yang merepresentasikan ketiga divisi yang ada di UKTK yaitu divisi karawitan, divisi tari tradisional, dan divisi tari modern. Nikmatullah Akbar, Ketua Pelaksana PUSAKA 2018 menjelaskan, awal dari adanya PUSAKA adalah akibat globalisasi yang membuat budaya-budaya luar dengan mudah masuk ke Indonesia. Oleh karena efek yang besar dari globalisasi tak dapat terelakkan, muncullah ide untuk memajukan budaya tradisional beriringan dengan budaya modern.

Rangkaian PUSAKA 2018 terbagi menjadi sesi lomba, malam puncak dan pengumuman juara. Lomba tari yang ada di PUSAKA dibagi menjadi tiga kategori yaitu Brahma, Wishnu, dan Siwa. Kategori Brahma dan Wishnu merupakan kategori lomba tari tradisional. Perbedaan di antara keduanya yakni Brahma mempunyai batasan usia antara 12 – 18 tahun sedangkan Wishnu memiliki batasan usia antara 19 – 25 tahun. Berbeda dari kedua kategori sebelumnya, Siwa merupakan lomba tari modern dengan batasan usia umum.

Dari ketiga kategori diatas, ada 37 tim dari dalam maupun luar Surabaya yang ikut berpartisipasi dalam acara PUSAKA ini. Semuanya beradu menunjukkan konsep dan tema tarian yang apik di atas panggung Balai Pemuda. Rangkaian acara kedua yaitu malam puncak PUSAKA 2018 yang dimeriahkan dengan penampilan minat bakat di ITS. Yang pertama penampilan dari UKM Angklung ITS, kemudian ada Tari Saman Departemen Statistik ITS (Samatistic) dengan tarian khas Aceh yang dengan rapi mereka bawakan.

Tak mau kalah, Tim UKTK ITS yang menjadi panitia PUSAKA juga mempersembahkan sebuah drama tari berjudul Larung Saji yang dibawakan oleh ketiga divisi UKTK dengan musik live gamelan. “Acara malam puncak ini diisi penampilan minat bakat di ITS. Hal ini menjadi salah satu cara untuk mengharumkan (nama, red) ITS di bidang pelestarian seni dan budaya Indonesia,” tutur Nikmatullah.

Di penghujung acara terdapat sesi pengumuman pemenang dan penyerahan penghargaan. Terdapat empat trofi di setiap kategori yaitu juara satu, juara dua, juara tiga, dan kostum terbaik. Untuk pemenang juara satu kategori Brahma adalah PLT Rukun Mulyo SBY. Disusul Sanggar Tari Semen Indonesia di posisi kedua, Tim Simogen di posisi ketiga, dan Tim Gendis Jayanti sebagai kostum terbaik.

Dikatakan Nikmatullah, selain untuk mengenalkan dan melestarikan seni tari dan karawitan, kegiatan ini juga untuk menumbuhkan jiwa kompetitif pemuda-pemudi dalam melestarikan budaya. “Semoga acara ini dapat berjalan lagi tahun depan agar Indonesia tak kehilangan wadah pelestarian seni tari dan karawitan,” ucap mahasiswa Departemen Arsitektur ITS ini. (ram/owi)

Drama Tari Larung Saji oleh Tim UKTK ITS

Berita Terkait