Kampus ITS, ITS News – Tiga mahasiswa Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menorehkan prestasinya pada ajang tender nasional. Metode bekisting besi yang digunakan berhasil mengantarkan tim ini menyabet juara dua pada National Tender Competition yang diadakan oleh Universitas Indonesia (UI).
Kompetisi tender merupakan ajang adu kemampuan dalam menghitung anggaran biaya yang efisien dengan waktu singkat untuk membangun suatu proyek. Ialah Erfandi Zen Variamen, Yudha Nirwan Hanif dan Dimas Yudhistira yang berhasil menaklukkan kompetisi tersebut dengan mengusung metode bekisting besi pada kompetisi yang bertemakan Application of Mix Use Building to Support Compact City Development in Indonesia itu.
Metode tersebut dipilih guna mengurangi jumlah kayu yang terbuang. Pasalnya, kayu tidak dapat digunakan untuk proses pengecoran pada lantai selanjutnya. “Untuk alat dan bahan, padai HSPK (Harga Satuan Pokok Kegiatan, red) memang mensyaratkan menggunakan kayu, tapi kalau tetap menggunakan kayu nanti akan terbuang karena kualitasnya menurun sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk lantai selanjutnya,” Jelas Erfandi Zen.
Selain mengantisipasi terbuangnya kayu, tim ini juga meminimalisir penggunaan kertas. Pada pengerjaan proyek Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI, mereka menyediakan gawai yang dapat digunakan oleh pekerja. “Sesuai kemajuan teknologi juga, semua diakses melalui komputer,” tambah pria yang akrab disapa Zen itu.
Tak hanya itu, tim bernama CT Bima Karya juga menyiapkan air minum bagi pekerja di lantai empat. Menurutnya, dengan begitu akan lebih menghemat waktu dan tenaga lantaran pekerja tidak perlu turun ke bawah untuk mengambil minuman. “Gedung ini lantai delapan dengan satu rooftop dan satu basement kalau harus turun ke bawah hanya untuk minum, saya tidak bisa membayangkan,” ujar mahasiswa semester tujuh itu.
Selain itu, rancangan pada tender tersebut mendapatkan komentar memuaskan dari dewan juri yang merupakan pelaksana proyek dan anggota sarana prasarana UI. “Bahkan mereka bertanya apakah kami memang sudah bekerja di instansi terkait, karena pembagian metode dan zonasi sudah tepat dengan proyek yang ada,” seru mahasiswa asal Sidoarjo itu.
Meski tampil dengan persiapan matang, tim yang dibimbing oleh Ir Sukobar MT ini tak urung menuai kendala. Perkaranya, mereka harus menyiapkan 150 slide materi presentasi dalam satu malam. “Kita sampai UI jam empat sore, baru tahu materi yang digunakan setelah technical meeting jam tujuh malam,” tambah mahasiswa yang sempat menjabat Ketua Himpunan Mahasiswa Diploma Sipil itu.
Lebih lanjut, diakui Zen, timnya kurang menguasai data kondisi saat ini di lapangan. Sebab, mereka hanya melakukan survey melalui peta satelit milik google. “Kita berada di Surabaya dan proyeknya di Jakarta, survey hanya kami lakukan melalui google maps saja, mungkin itu juga yang membuat kita kalah dari tim UI dalam hal penguasaan kondisi bangunan yang sudah ada,” pungkasnya. (hen/mir)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di