ITS News

Rabu, 20 November 2024
04 Desember 2018, 10:12

Tiga Elemen Penting Pada Manajemen Risiko

Oleh : itsmis | | Source : -

Pemaparan tiga elemen penting manajamen risiko oleh Negari Karunia ST ERMAP, Ahli Utama Enerprise Risk Management PT Surveyor Indonesia pada Seminar Manajemen Risiko, Sabtu (24/11) di Auditorium Sinar Mas Departemen Teknik Industri.

Kampus ITS, ITS News – Demi berkembangnya sebuah perusahaan, dibutuhkan suatu sasaran agar dapat menjaga alur kerja. Namun terdapat faktor risiko yang menjadi penghambat dalam mencapai sasaran. Oleh karenanya, Negari Karunia Adi ST ERMAP, Ahli Utama Enterprise Risk Management PT Surveyor Indonesia (PTSI) didatangkan untuk mengulas terkait elemen penting pada manajemen risiko, Sabtu (24/11) di Auditorium Sinar Mas Departemen Teknik Industri.

Ahli dalam bidang manajemen risiko yang telah berkecimpung selama sepuluh tahun itu mengatakan bahwa dalam dunia industri terdapat beberapa panduan dasar yang secara khusus membahas penerapan dan pengelolaan risiko. Diantaranya adalah Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) Enterprise Risk Management (ERM) yang membahas terkait kerangka kerja terpadu.

Selain itu, terdapat The International Organization for Standardization (ISO) 31000:2018 Risk Management terkait prinsip dan panduan. Pembahasan kali ini mengacu pada manajemen risiko ISO 31000:2018 yang mengatur prinsip, kerangka kerja, serta proses dari manajemen risiko.

ISO 31000 ini tidak ditujukan sebagai penyeragam manajemen risiko, tetapi sebagai standar pendukung penerapan manajemen risiko dalam usaha pencapaian tujuan organisasi. Panduan ini tidak hanya dapat digunakan untuk perusahaan berbasis industri. “Namun juga untuk semua jenis organisasi, lembaga swasta, lembaga pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat hingga yayasan pendidikan,” ujar pria yang akrab disapa Adi.

Mengacu atas ISO 13000:2018, terdapat tiga elemen penting pada penerapan manajemen risiko. Pertama adalah kebijakan atau komitmen yang dipegang oleh pemimpin dalam suatu perusahaan atau organisasi. “Namun pada prakteknya, kebijakan dalam menangani suatu risiko harus dipahami oleh semua anggota sampai pada level personal,” jelasnya.

Kedua adalah perencanaan sistem manajemen risiko yang merambah pada bidang anggaran, struktur organisasi, kinerja hingga sumber daya manusia. Adi menyatakan, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara menerapkan sistem tersebut. Pasalnya, sistem yang diterapkan harus sesuai dengan kondisi aktual perusahaan.

Elemen twrakhir adalah penerapan sistem manajemen risiko yang mengadaptasi siklus plan, do, check, action. “Siklus tersebut meliputi penerapan, monitoring, lalu pelaksanaan evaluasi melalui tinjauan manajemen dan perbaikan,” pungkas konsultan manajemen risiko itu. (aje/mir)

Berita Terkait