ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
17 Desember 2018, 11:12

ITS Jadi Rujukan Pengajaran dan Pengembangan BIPA

Oleh : itsmis | | Source : -

Ratna Rintaningrum, PhD ketika didapuk menjadi pembicara dalam program visiting professor di Universitas Brawijaya Malang.

Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kian mantap menahbiskan diri sebagai World Class University (WCU). Salah satu bukti pencapaiannya adalah semakin banyaknya mahasiswa asing dari tahun ke tahun yang menuntut ilmu di ITS.  Dengan datangnya mahasiswa asing ke ITS untuk belajar, berbagai layanan perlu dipersiapkan agar keberlangsungan kehidupan mahasiswa asing di ITS berjalan dengan lancar. Persiapan dan  pelayanan akademis yang sangat nyata adalah membantu mahasiswa asing untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia.

UPT Bahasa dan Budaya memiliki tanggung jawab dalam pengajaran dan pengembangan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di ITS. Ratna Rintaningrum, PhD, Kepala UPT Bahasa dan Budaya ITS mengungkapkan hal itu. Ratna menjelaskan bahwa berbagai hal telah dilakukan untuk mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran BIPA. Pengembangan yang nyata adalah perpaduan antara pembelajaran formal dan non-formal, tanpa mengurangi esensi pembelajaran kemahiran berbahasa. ”Yang jelas kita mamadukan pembelajaran kemahiran berbahasa dan wawasan ke-Indonesiaan, yaitu budaya Indonesia. Kegiatan-kegiatan BIPA di unit tersebut telah banyak dipublikasikan oleh berbagai media elektronik dan nonelektronik,” terang Ratna.

Kemampuan UPT Bahasa dan Budaya membuat perpaduan berbagai metode pengajaran, membuat Universitas Brawijaya (UB), Malang, mengundang Ratna sebagai salah satu keynote speaker dalam acara Hibah Visiting Professor Program 3 in 1. Ratna membawa makalah mengenai Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Berbasis Kearifan Lokal.  Ratna mengaku sangat bersyukur, meskipun ITS tidak memiliki departemen bahasa, namun mendapat pengakuan dari universitas yang memiliki departemen bahasa untuk pengembangan sebuah ilmu. Dalam program tersebut, Ratna disandingkan dengan Professor Zuber dari International Islamic University Malaysia (IIUM). Bagi Ratna, kerja tuntas dan totalitas adalah prinsip yang ia pegang. Walaupun diakuinya banyak rintangan, Ratna menyikapi segala yang terjadi secara positif.

Terdapat empat bahasan yang harus disampaikan Ratna dalam kegiatan tersebut. Mulai dari Kurikulum  Pengajaran BIPA di Indonesia, Metode Pengajaran BIPA, Strategi Mengembangkan Kerjasama BIPA Antar institusi di Dalam dan Luar Negeri, serta Metode Pengajaran BIPA Berbasis Kearifan Lokal. ”Topik yang ditawarkan panitia sangat bagus, dan Alhamdulillah bisa diselesaikan dengan baik. Banyak audience yang antusias bertanya,” ujarnya.

Ratna berfoto bersama para dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Acara itu disebut sebagai 3 in 1 karena dihadiri oleh kalangan Professor, Praktisi, serta Dosen dan Mahasiswa sekaligus. Ratna sendiri didapuk sebagai praktisi, pengelola, dan sekaligus pengajar BIPA. Keberhasilan Ratna menyampaikan materi tersebut tidak terlepas dari ilmu yang pernah dipelajari selama studi di Australia. ”Itu bagian dari disertasi saya,” katanya bercerita. Ketika masih studi lanjut di Australia, Ratna pernah beberapa kali dimintai bantuan mengajar Bahasa Indonesia di School of Asian Studies, Flinders University, South Australia. Di universitas tersebut, Ratna juga pernah menemani mahasiswa lokal Australia dan mahasiswa asing dari negara lain dalam kegiatan outdoor learning Bahasa Indonesia. ”Di Flinders University kita memiliki Pendopo yang kita gunakan sebagai media pembelajaran outdoor learning,” jelasnya. Bahkan, Ratna juga pernah beberapa kali diundang di Colonel Light Garden Primary School untuk mengenalkan Bahasa Indonesia dan Budaya Indonesia.

Ke depan, Ratna berharap kegiatan visiting professor tersebut bisa ditindaklanjuti dengan berbagai kerja sama yang lain yang saling menguntungkan antara ITS dan UB. Selain itu, Ratna juga berharap akan ada lebih banyak lagi universitas dalam dan luar negeri yang bekerja sama dengan ITS. Untuk itu, Ratna memiliki keinginan agar ITS terus berupaya meningkatkan Sumber Daya Manusia serta fasilitas, sarana, dan prasarana dalam pengajaran bahasa.

Ratna saat menerima cenderamata dari Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Brawijaya

Berita Terkait