ITS News

Senin, 02 September 2024
26 Desember 2018, 18:12

Pilrek ITS dan Kepemimpinan

Oleh : itsmis | | Source : -

Agus Muhammad Hatta, PhD, Kepala Departemen Teknik Fisika ITS.

Opini, ITS News – Sebentar lagi, ITS akan memiliki Rektor terpilih periode 2019-2024. Tiga orang terbaik ITS, sesuai urut abjad, Prof. Adi Soeprijanto, Dr. Bambang Pramujati, dan Prof. Mohammad Ashari, adalah yang akan dipilih oleh Majelis Wali Amanah ITS.

Pilrek ini adalah pilrek dengan pendaftar bacarek yang terbanyak sepanjang sejarah ITS. Pada pilrek ini bahkan diikuti oleh pendaftar dengan syarat minimum. Yaitu para pendaftar dengan pengalaman minimal sebagai kepala departemen/ketua jurusan dan jabatan fungsional lektor kepala. Menariknya lagi, adanya para pendaftar yang baru memasuki usia 40-an tahun. Bahkan golongan pendaftar “minimal” ini secara mengejutkan bisa terjaring masuk dalam 5 besar.

Sungguh, bahwa seluruh para pendaftar bacarek ITS ini mewarisi spirit 10 Nopember, berani menjadi pejuang. Sekaligus, hal ini memberikan pembelajaran bagi mahasiswa dan generasi muda ITS sebagai calon-calon pahlawan di masa mendatang. Berbicara stok pemimpin, dari pilrek ini, rasanya Ibu Yang Luhur ITS tidak khawatir akan masa depan kepemimpinan di ITS.

Secara umur, para bacarek ITS ini termasuk generasi X, dimana tahun kelahirannya dalam rentang tahun 1961-1980. Adapun generasi Y, lahir 1981-1994, yang menjadi dosen ITS adalah aset masa depan. Suatu keniscayaan, para pemimpin masa depan ITS adalah generasi yang lebih muda. Generasi muda ini perlu diberdayakan untuk kemajuan ITS yang berkesinambungan.

Pilrek ini adalah kesempatan yang baik untuk refleksi kepemimpinan ITS. Secara ringkas, kepemimpinan adalah keterampilan memberikan pengaruh. Dan orang yang memberikan pengaruh ini disebut sebagai pemimpin. Menurut Ary Ginanjar, founder ESQ, pemimpin itu memiliki 5 jenjang kepemimpinan, yaitu: pertama, pemimpin yang dicintai. Kedua, pemimpin yang dipercaya. Ketiga, pemimpin yang diikuti. Keempat, pemimpin yang menciptakan pemimpin. Dan yang paling tinggi, kelima, yaitu pemimpin abadi yang meninggalkan legacy.

Untuk menggapai tingkatan-tingkatan kepemimpinan tersebut, seseorang dapat mewujudkannya melalui hal-hal berikut. Pertama, menjalin hubungan/silaturahim yang baik dengan lingkungannya. Kedua, menjaga integritas dirinya. Ketiga, pemimpin tersebut gemar menolong orang lain. Keempat, pemimpin mengembangkan kemampuan membimbing orang lain. Dan kelima, pemimpin yang selalu memikirkan organisasi/masyaratkatnya dengan menghadirkan karya-karya nyata.

Nabi Muhammad SAW, contoh pemimpin abadi, beliau berpesan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lainnya. Sesungguhnya, kita semua adalah pemimpin. Mahasiswa, tenaga kependidikan dan dosen adalah pemimpin. Paling tidak pemimpin bagi dirinya sendiri.

ITS adalah kampus tempat penyemaian para mahasiswa sebagai calon-calon pemimpin bangsa. Banyak sekali prestasi-prestasi yang ditorehkan oleh mereka. Dan dapat kita saksikan bersama, selanjutnya mereka menjadi alumni ITS dan menunjukkan prestasinya. Bahkan, menjadi pemimpin di bidangnya masing-masing. Namun demikian, ITS juga sangat perlu memperhatikan para dosen dan tendiknya, dalam mengembangkan potensi kepemimpinannya. ITS perlu menyediakan pelatihan-pelatihan kepemimpinan dan sejenisnya, dan sekaligus menjadi tempat praktek kepemimpinan.

Dalam beberapa referensi, kompetensi utama kepemimpinan, dapat dibagi menjadi tiga pilar, yaitu memimpin diri sendiri, memimpin orang lain, dan memimpin organisasi. Dalam hal memimpin diri sendiri, seseorang perlu cepat beradaptasi dalam tugas dan menyelaraskan diri dengan lingkungannya serta menjaga integritasnya dengan baik. Dengan kecakapan ini, seseorang dikenal dan dibutuhkan kemampuannya oleh orang lain karena reputasi dan rekam jejaknya.

Adapun memimpin orang lain, yang pertama dan yang terpenting adalah kemampuan menghargai orang lain. Pemimpin perlu memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, dimana hal ini ditandai bahwa pemimpin ini adalah tipe pendengar aktif. Adapun, kemampuan mengembangkan potensi orang lain melalui pemberdayaan juga dibutuhkan.

Sedangkan memimpin organisasi, pemimpin perlu mengembangkan kemampuan melihat “gap” kinerja organisasi dan menciptakan peluang perbaikan dan upgrading dari elemen/resources di organisasinya. Pemimpin meluangkan waktunya untuk mengevaluasi apakah arah organisasinya sudah sesuai dengan visi/misi-nya. Apabila diperlukan, pemimpin melakukan perubahan dan arah organisasi-nya.

Para dosen dapat memupuk kompetensi kepemimpinannya dalam tridharma perguruan tinggi. Sebagai pemimpin inovasi pembelajaran, pemimpin riset, atau pemimpin pengabdian baik di masyarakat maupun di industri. Para dosen perlu melejitkan potensinya. Agar, kiprahnya dapat berdampak mulai dari tingkat laboratorium, departemen, fakultas, ITS, nasional atau bahkan internasional. Demikian pula dengan tenaga kependidikan, kontribusinya sangat diperlukan, untuk menciptakan tata kelola perguruan tinggi yang handal.

Pada pilrek ini, kita perkokoh bahwa ITS adalah kampus kepemimpinan. Bahwa seluruh civitas adalah pemimpin. Bahwa kita semua harus belajar dan terus mengembangkan potensi kepemimpinan. Bersama-sama sebagai putera-puteri ITS lintas generasi, marilah kita wujudkan sasaran strategis ITS dalam kontribusi nasional. Yaitu, peningkatan kiprah para pemimpin ITS di kancah nasional. Vivat!!!

Agus Muhamad Hatta, PhD
Kepala Departemen Teknik Fisika
Fakultas Teknologi Industri ITS

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Pilrek ITS dan Kepemimpinan