Kampus ITS, ITS News – Proses penerimaan mahasiswa baru seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia jalur rapor atau disebut dengan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) telah dimulai pada Senin (4/2) lalu. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sendiri sudah siap menanti putra-putri terbaik Indonesia untuk menjadi bagian dari kampus perjuangan ini.
Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Penerimaan Mahasiswa dan Pengelolaan Kuliah Bersama, Direktorat Akademik ITS, Dr Eng Unggul Wasiwitono ST M Eng Sc menyatakan ada beberapa informasi penting bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang ingin melanjutkan ke ITS. Khususnya kepada para pendaftar pada jalur SNMPTN ini.
Unggul menyebutkan, ITS memutuskan untuk menerima 30% dari seluruh kuota yang tersedia pada jalur SNMPTN 2019. Angka tersebut 10% lebih besar dari peraturan pemerintah yang mewajibkan semua Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia untuk menerima mahasiswa baru lewat jalur SNMPTN paling sedikit 20% dari kuota yang ada. Sementara sisanya terbagi dalam 40% pada jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan 30% Program Kemitraan dan Mandiri (PKM).
Mengenai informasi pada masyarakat yang simpang siur tentang kriteria atau proses penilaian pada jalur SNMPTN ini, Unggul menegaskan bahwa mengenai hal tersebut merupakan wewenang penuh dari setiap PTN untuk memutuskannya. “Setelah proses pemeringkatan oleh panitia pusat selesai, kriteria atau proses penilaian pada jalur SNMPTN di ITS akan berbeda dengan beberapa PTN lainnya,” terangnya.
Adapun untuk SNMPTN di ITS, Unggul menjelaskan bahwa semua siswa SMA atau sederajat bisa mendaftarkan di ITS. Namun yang perlu diperhatikan bahwa tidak semua program studi di ITS bisa menerima semua jurusan pada SMA sederajat. Hampir semua program studi di ITS memiliki ketentuan tertentu. Mengenai hal ini, Unggul menyarankan para calon pendaftar untuk membuka halaman resmi snmptn.ac.id atau smits.its.ac.id supaya mendapatkan informasi lebih lanjut.
Selanjutnya jika terdapat siswa yang diterima lewat jalur SNMPTN di ITS, tetapi justru tidak melakukan daftar ulang atau mengundurkan diri, Unggul menegaskan kembali bahwa ITS tidak akan memberikan sanksi berupa daftar hitam (blacklist) pada asal SMA siswa itu. Namun sanksi berupa pengurangan jumlah kuota yang seharusnya diterima oleh SMA asal siswa itu pada jalur SNMPTN di tahun berikutnya. Pemberian jenis sanksi tersebut juga merupakan wewenang penuh dari setiap PTN di Indonesia.
Unggul juga menjelaskan bahwa jika terdapat kekosongan kursi pada jalur SNMPTN yang disebabkan ada siswa mengundurkan diri, maka kursi tersebut bisa dialokasikan ke jalur SBMPTN atau PKM. “Kuota penerimaan melalui jalur SBMPTN dan PKM masih memiliki kemungkinan untuk bertambah dari kuota yang telah ditetapkan, dikarenakan kemungkinan tambahan kuota dari SNMPTN yang mengundurkan diri,” ujar Dosen Departemen Teknik Mesin ini.
Disamping informasi mengenai SNMPTN, pada ITS Online Unggul juga menyampaikan pembaharuan sistem tes tulis untuk jalur vokasi. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang menggunakan tes tulis tersendiri, tahun ini direncanakan bahwa untuk jalur vokasi cukup menggunakan nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) saja. “Sehingga untuk calon mahasiswa yang ingin masuk ITS pada jalur vokasi dan tidak ingin mengikuti SBMPTN diharapkan untuk mengikuti UTBK juga,” pungkas doktor lulusan Hiroshima University ini. (sof/qi)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi