Kampus ITS, ITS News – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mengharumkan nama almamater di kancah internasional. Berangkat dari permasalahan lingkungan, teknologi ciptaan Tim Riset Kimia ITS berhasil membawa pulang tiga penghargaan sekaligus. Medali emas, perak, dan penghargaan spesial, sukses diraihnya pada ajang Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx) di Thailand, 6 Februari 2019 lalu.
Tim Riset Kimia ini digawangi oleh Alvin Rahmad Widyanto, Wulan Aulia, Terry Denisa Syukrie, Anugerah Putri Anafiesma, Vina Rizky Andina, Alvin Romadhoni Putra, Yesaya Reformyada Nusantoro, dan Ulva Tri Martia. Dalam lomba sekaligus pameran tersebut, Tim Riset Kimia unjuk gigi dengan dua buah karya.
Ketua tim, Alvin Rahmad Widyanto, menjelaskan bahwa karyanya yang pertama yakni MnO2/Zeolite Na-Y sebagai Catalytic Converter (CC) untuk Menghapus Emisi Gas dengan Toksisitas Tinggi, merupakan sebuah konverter katalik yang dapat diaplikasikan langsung ke knalpot motor untuk mengurangi bahaya dari gas buangan kendaraan bermotor.
“Untuk mengonversi gas beracun menjadi gas yang lebih ramah lingkungan, kami (ia dan tim, red) menggunakan katalis Mangan Dioksida (MnO2) yang diimpregnasikan ke dalam Zeolit Na-Y,” ujar mahasiswa asal Mojokerto itu. Impregnasi sendiri merupakan proses penjenuhan total suatu zat menggunakan zat tertentu.
Pada karya keduanya dengan judul Penghapusan Kromium Logam Berat (VI) Menggunakan Sel Bahan Bakar Mikroba yang Mengadopsi Metode Campuran Bertahap (Sequential Mixed Methods), Alvin dan tim menciptakan reaktor untuk mengurangi limbah kromium (IV) dengan memanfaatkan mikroba saccharomyces serta menambahkan adsorben Zeolit Y ke kompartemen katoda untuk mengurangi limbah tersebut.
“Limbah kromium (IV) terutama hasil industri elektroplating merupakan limbah yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit paru-paru, kanker, ginjal, dan hati,” ungkap mahasiswa Departemen Kimia yang menginjak tahun ketiganya itu.
Meski membawa karya yang luar biasa, Alvin dan tim tak serta merta mengantongi tiga juara dengan mudah. Pasalnya, ia harus bersaing dengan 443 tim dari 25 negara di dunia. Tim binaan Ir Endang Purwanti Setyaningsih MT dan Dr rer nat Fredy Kurniawan SSi MSi ini pun awalnya sempat tak menyangka akan mendapatkan tiga penghargaan sekaligus. “Apalagi biasanya yang mendapat penghargaan spesial bukanlah perwakilan dari Asia,” ujarnya.
Ketika ditanya perihal kisah unik, Alvin menceritakan bahwa ketika ia dan tim mengikuti IPITEx, angka indeks polusi udara sedang tinggi di Bangkok. Sehingga pemerintah mewajibkan masyarakatnya untuk memakai masker. “Hal ini memberikan nilai tambah untuk penelitian kami tentang konverter katalitik untuk mengurangi pencemaran udara akibat emisi gas buang,” tutur mahasiswa kelahiran 1997 itu.
Peraih medali emas pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-31 ini pun mengungkapkan, persiapan yang dilakukan untuk IPITEx telah mereka mulai sejak November tahun lalu. Selain dari dosen pembimbing, tim juga mendapat arahan dari Rahadian Abdul Rachman SSi, alumnus Departemen Kimia ITS.
Di akhir wawancara dengan ITS Online, Alvin dan tim berharap penelitian mereka dapat terus dikembangkan. “Dengan penelitian ini, kami ingin dapat bermanfaat dan menjadi solusi dari permasalahan lingkungan yang selama ini menjadi salah satu masalah terbesar baik di Indonesia maupun di dunia,” pungkasnya penuh harap. (jun/id)
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),