Kampus ITS, ITS News – Berdasarkan surat keputusan Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun lalu, seluruh perguruan tinggi negeri ditugaskan untuk mengubah program studi diploma III (D III) menjadi program sarjana terapan (D IV). Kebijakan tersebut sejalan dengan rencana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk merealisasikan Program Sarjana Terapan (PST) lebih banyak dari sebelumnya.
Dikatakan oleh Prof Ir Muhammad Sigit MEng Sc PhD, Dekan Fakultas Vokasi, kali ini ITS sudah mengusulkan untuk membuka tujuh PST bagi mahasiswa baru. Salah satu di antaranya yaitu PST Statistika Bisnis, akan dibuka pada pertengahan tahun ini dan telah mendapat Surat Keterangan (SK) rektor.
PST Statistika Bisnis sendiri merupakan PST kedua yang dibuka ITS setelah sukses membuka PST Infrastruktur Sipil enam tahun silam. Tahun ini program tersebut sudah siap menampung sebanyak 40 mahasiswa baru. “Kami sudah mengupayakan untuk proses seleksinya akan dilaksanakan bersamaan dengan proses seleksi Program Kemitraan dan Mandiri (PKM) ITS,” timpal pria yang akrab disapa Sigit.
Selain itu, ITS juga sudah merencanakan keenam program yang akan menyusul untuk dibuka, yaitu PST Rekayasa Teknologi Instrumentasi, PST Rekayasa Kimia Industri, dan PST Teknologi Rekayasa Otomasi. Ada pula PST Teknologi Rekayasa Konversi Energi, PST Teknologi Rekayasa Manufaktur dan PST Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Air.
Menurut Sigit, adanya kebijakan PST ini dapat memberikan keuntungan bagi mahasiswa yang mengambilnya. Pasalnya, program tersebut menawarkan kesempatan yang disebut multi entry multi exit. Dengan begitu, mahasiswa akan lebih fleksibel untuk tahun kelulusannya. “Jadi, tidak masalah ketika nanti mahasiswa ingin berhenti di tengah jalan kemudian melanjutkan kuliah lagi,” ujarnya.
Sebagai contoh, lanjutnya, ketika ada mahasiswa yang memiliki keterbatasan biaya pada tahun kedua atau ketiga dan ingin berhenti kuliah untuk bekerja, maka itu diperbolehkan. Mahasiswa bisa melakukan multi exit dan akan diberi ijazah sesuai dengan tahun keluarnya, ijazah D II untuk yang berhenti di tahun kedua dan ijazah D III untuk yang berhenti di tahun ketiga. “Nantinya jika mereka sudah memiliki cukup biaya untuk melanjutkan kuliah akan diperbolehkan karena adanya prinsip multi entry,” ungkapnya.
Sigit menambahkan, saat ini PST memiliki jumlah peminat yang cukup banyak. Hal ini dikarenakan program tersebut lebih menyiapkan mahasiswanya untuk memiliki kemampuan siap bekerja. “Rencana pembelajaran dirancang untuk lebih banyak praktek dan tentunya mereka tidak memerlukan waktu pelatihan yang lama ketika terjun di dunia kerja,” terangnya.
Hingga saat ini, Sigit dan tim masih mengupayakan untuk mempercepat proses pembukaan enam PST yang lain kepada Kemenristekdikti. “Harapannya, keenam program tersebut juga bisa dibuka di pertengahan tahun ini,” tandasnya. (bel/mir)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di