Kampus ITS, ITS News – Potensi pertumbuhan masa depan yang sangat besar dalam revolusi industri keempat telah mengundang minat investor untuk berinvestasi dalam industri asuransi di Indonesia. Kenyataan ini berakibat pada semakin dibutuhkannya tenaga ahli di bidang aktuaria. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merupakan salah satu kampus yang terdepan dalam mengembangkan ilmu Aktuaria. Dengan tingginya persentase peminat pada ilmu ini, ITS resmi membuka dua ruang kelas baru sebagai sarana pembelajaran bagi para mahasiswanya.
Kegiatan ini turut dihadiri langsung oleh Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD. Dalam sambutannya, ia sangat mengapresiasi perjalanan Departemen Aktuaria yang terus berkembang meskipun berstatus sebagai salah satu departemen yang termuda selain Departemen Studi Pembangunan. “Secara prospek di masa depan, ilmu Aktuaria sangat menjanjikan dalam menghadapi tantangan revolusi industri keempat,” tuturnya pada saat acara pembukaan ruang kelas baru di Menara Sains Lantai 2, Jumat (1/3).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, secara garis besar, perubahan teknologi dipicu oleh dua rumpun ilmu yaitu matematika dan fisika. Dalam proses globalisasi yang berbasis digital, informasi dan data adalah dua kunci yang berperan penting. Oleh karena itu, masalah terkait fasilitas maupun kualitas sarana pendukung akan terus digalakkan supaya mahasiswa dapat menikmati proses pendidikan yang baik pula.
Dikatakan Joni, untuk kedepannya, Gedung Menara Sains akan dijadikan pusat sains atau keilmuan dasar dan juga pengolahan data. Seperti negara – negara maju yang sudah memikirkan lebih jauh tentang aplikasi tingkat lanjut dari ilmu dasar yang sudah ada. Tidak hanya untuk produk tetapi komponen–komponen kerja didalamnya. Ia juga berharap akan dibangun gedung baru tersendiri bagi Departemen Aktuaria nantinya agar fokus pada inovasi di bidang tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Departemen Aktuaria ITS, Dr Soehardjoepri MSi, sangat berterima kasih kepada bapak Rektor ITS atas pembukaan dua ruang kelas baru sebagai sarana pembelajaran untuk 60 mahasiswa Departemen Aktuaria. Sejauh ini pembelajaran masih menempati ruang kelas bersama di Departemen Statistika dan Matematika. “Hal ini tidak bisa dilepaskan dari mimpi kami para dosen sekaligus tenaga pendidik untuk bisa memberikan fasilitas yang terbaik kepada mahasiswa kami,” ujarnya.
Untuk menghadapi tahun ajaran baru 2019/2020, Departemen Aktuaria sendiri berencana menerima 80 mahasiswa baru. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga ekstra untuk menghadapi hal tersebut terutama dalam pengadaan ruang kelas dan laboratorium mengingat jumlah mahasiswa yang ada sudah semakin banyak. Selain itu, jumlah peminat Aktuaria tahun lalu yang mencapai 3000 pendaftar juga memberikan tantangan tersendiri bagi Departemen Aktuaria dalam menyediakan fasilitas terbaik mengingat sumber daya manusia yang berhasil tersaring nantinya sangat berkualitas.
Langkah kedepannya, Departemen Aktuaria akan menambah dua ruangan sehingga total terdapat empat ruangan yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Untuk sementara, laboratorium yang ada masih bergabung dengan Departemen Statistika dan Matematika. Sejauh ini, sudah ada total sepuluh dosen dan tenaga pendidik yang berada di Departemen Aktuaria. “Kami harap jumlah tersebut juga bertambah seiring dengan penambahan jumlah kelas nantinya,” tuturnya.
Namun, Soehardjoepri menyatakan, kondisi ini patut disyukuri dan dinikmati bersama. Harapannya Departemen Aktuaria bisa menjadi contoh dan garda terdepan dalam pengembangan ilmu Aktuaria terutama dalam pengaplikasiannya di Indonesia. “Kami harap pembangunan Gedung Departemen Aktuaria bisa direalisasikan secepatnya, sehingga kami bisa memiliki kelas, gedung, dan laboratorium yang mandiri,” pungkasnya. (lut/owi)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi