Kampus ITS, ITS News – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali harumkan nama almamater di kancah Internasional. Membawa sejumlah inovasi pada wireless charging, mahasiswa ITS rebut tiga penghargaan dalam Malaysia Technology Expo (MTE) 2019 yang digelar Februari lalu.
Kompetisi yang dihelat oleh Malaysian Association of Research Scientist (MARS) dan Professional Trade Exhibition and Meeting Planners (PROTEMP) ini merupakan kompetisi science-engineering project internasional. Bertajuk Asia’s Inventions and Innovations Marketplace, Indonesia mengirimkan 146 peserta dari total ribuan peserta lainnya. ITS sendiri mengirimkan empat orang delegasi, salah satunya adalah Ibrahim Arsy. Mahasiswa Departemen Fisika itu pun berhasil memborong tiga penghargaan sekaligus ke Surabaya.
Arsy menjelaskan, konsep dasar wireless charging yang dibawanya sama seperti alat pada umumnya, namun inovasi diletakkan pada sirkuit, bentuk dan komponen material yang digunakan. “Dalam alat ini, muatan listrik tersebar di sekeliling medan listrik yang dipancarkan. Konsep ini memungkinkan alat ini untuk menguji kebocoran lampu hingga gas, serta pembuatan lampu induksi yang lebih efisien dari lampu LED,” jelas mahasiswa asal Jakarta ini.
Dimensi ukuran Tesla Coil pada wireless charger ini dirancang lebih kecil, sehingga dapat dimasukkan ke dalam kantung celana. Tesla Coil sendiri merupakan sebuah sistem penghantar energi listrik dimana listrik bisa dihantarkan tanpa perantara kabel. Amplifikasi dari konsep wireless charging ini sendiri bersifat umum sehingga dapat digunakan pada berbagai keperluan lainnya (multi system application). “Meskipun dimensinya cukup kecil, namun pancaran energi yang dihasilkan masih tetap efisien sesuai kebutuhan,” papar mahasiswa angkatan 2017 ini.
Arsy juga mendesai alat ini dengan bentuk silinder, sehingga kebutuhan panjang kawat tembaga untuk membuat trasnmitter menjadi lebih sedikit. Transmitter sendiri adalah sebuah elemen yang mengubah sensor menjai sebuah sinyal standar. Dibandingkan dengan desain spiral layaknya wireless charger pada umumnya, desain ciptaan Arsy ini dapat memangkas biaya produksi sehingga menjadu lebih murah.
Berkat inovasi kreatif dan inovatifnya, konsep yang dibimbing oleh Diky Anggoro SSi MSi dan Drs Bachtera Indarto MSi ini rebut dua penghargaan tertinggi di MTE 2019. Penghargaan tersebut adalah Golden Medal untuk juara di kategori yang dipilih, serta The Very Best Award yang merupakan sebuah penghargaan tertinggi dari semua bidang kategori.
Karya Arsy juga mendapat pengakuan dari Lembaga Eurobusiness-Haller dan Haller Pro Invention dengan diberikan gelar Integrad, sebuah apresiasi dalam bentuk penghargaan di luar penjurian. Penghargaan ini diberikan oleh perusahaan Polandia tersebut karena karyanya dinilai memiliki nilai bisnis yang ttinggi dan dinilai istimewa.
Dengan prestasi ini, Arsy mengungkapkan kebahagiannya dapat meraih tiga penghargaan sekaligus. Rasa syukur ia panjatkan meskipun di hari pertama ia mengalami masalah teknis berupa sumber listrik yang belum menyala selama dua puluh menit. “Harapan saya semakin banyak delegasi ITS yang berkompetisi di skala Internasional walaupun harus bergerak sendiri sekalipun,” pungkas pria kelahiran 1999 ini. (mad/mik)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)