Kampus ITS, ITS News – Society of Petroleum Engineers (SPE) cabang Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam rangkaian acara Petrolida menggelar Inspiring Career Talk demi menjawab keresahan mahasiswa mengenai dunia pasca kampus. Dengan tema What’s Next, acara yang diselenggarakan pada Sabtu (9/3) lalu ini mengundang narasumber untuk berbicara mengenai tips dalam mengejar gelar pascasarjana dengan beasiswa.
Ada banyak kesempatan mendapatkan beasiswa bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan studi pendidikannya. Proses dalam mempersiapkannya tidak boleh main-main karena ada banyak pelamar mengejar kesempatan yang sama. “Kita harus memberikan jawaban yang realistis namun punya wow-effect pada saat wawancara, hal ini akan membuat diri kita spesial di mata juri yang menyeleksi,” ujar Aditya Iman Rizqy, salah satu pembicara dan alumnus beasiswa Erasmus+.
Sejatinya, sambung Adt, pihak yang memberikan beasiswa akan mencari calon penerima beasiswa dengan pola pikir visioner. Di mana pola pikir visioner adalah bagaimana cara seseorang melihat diri sendiri di masa yang akan datang. “Tujuan dan motivasi dalam melamar beasiswa harus pasti, sehingga langkah yang ditempuh sejalan dengan mimpi yang kita rangkai,” tuturnya.
Tidak hanya memberikan tips seputar mencari beasiswa, Adit juga membagikan ceritanya. Pengalaman mengenyam pendidikan master di dua negara Eropa mengajarkannya banyak hal mulai dari keterampilan bertahan hidup serta mental dan pola pikir masyarakat di negara maju. Pengalaman ini tentu akan berbeda jika kita melanjutkan pendidikan di dalam negeri “Ilmu, network, dan pengalaman adalah hal penting yang harus dikejar anak muda. Itulah salah satu motivasi saya belajar di luar negeri,” tambahnya.
Penting bagi para pelamar untuk meluruskan visi individu dengan visi lembaga yang akan memberikan beasiswa. Dalam hal ini, Direktur Kemahasiswaan, Dr Dhany Arifianto ST MEng yang pernah tergabung dalam tim seleksi beasiswa pendidikan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), menjelaskan bahwa visi misi pemberi beasiswa akan berpengaruh pada kualitas calon pelamar yang diharapkan. Ia memberikan contoh bahwa visi dan misi LPDP adalah mempersiapkan calon pemimpin masa depan, sehingga pelamar harus bisa membuktikan mereka adalah kandidat yang sesuai.
Alumnus Tokyo Institute of Technology itu juga mengingatkan, pelamar beasiswa harus paham mengenai dirinya sendiri dan seluk beluk informasi beasiswa yang akan dilamar. Kualifikasi diri harus terus ditingkatkan. Tidak hanya itu, menurutnya coach atau pembina juga berperan penting dalam membimbing mahasiswa mempersiapkan diri. “Anda perlu coach, itu lho dosen-dosen Anda di ITS. Bisa dimanfaatkan untuk berkonsultasi, bisa dijadikan inspirasi,” jelasnya.
Mengejar beasiswa untuk menempuh gelar pascasarjana harus disiapkan dengan sungguh-sungguh. Mulai dari mengenal potensi diri hingga menetapkan tujuan hidup dalam lima hingga sepuluh tahun kedepan. “Mulai sekarang harus dipikirkan jawaban dari dua pertanyaan dasar dalam seleksi; kenapa kami harus memilih anda dan di masa depan anda ingin jadi apa,” pungkas Dosen Teknik Fisika itu. (aje/owi)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di