Kampus ITS, ITS News – Selama ini, mahasiswa teknik identik dengan kemampuan matematis-logis serta kecakapan dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan keprofesiannya. Adalah Tita Oxa Anggrea, salah satu penyandang gelar Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya 2019 yang berhasil mengubah penilaian tersebut. Dengan segudang prestasinya, Ia mampu membuktikan bahwa anak teknik tidak hanya unggul dalam bidang keteknikan, namun juga bidang-bidang nonteknik.
Mahasiswa Departemen Teknik Fisika tersebut menyampaikan bahwa status siswa berprestasi yang disandangnya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), memacunya untuk berprestasi di jenjang perkuliahan. Selain itu, ia mengaku orang tua adalah salah satu motivasinya menjadi Mawapres. “Saya ingin membahagiakan orang tua,” tuturnya.
Menjadi mahasiswa teknik tentunya menuntut Ocha, sapaan akrabnya, untuk fokus pada kegiatan akademik. Namun hal itu tidak menjadi penghalang baginya untuk mengasah berbagai softskill di luar kampus. Menurutnya, acap kali anak teknik hanya berkutat pada akademik, hanya sedikit yang cum laude sembari aktif di luar kampus. “Saya ingin menunjukan bahwa aktif di luar kampus tidak lantas membuat kita buruk di akademik,” ungkap wanita asal Pamekasan, Madura ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, Ocha memaparkan pentingnya menyeimbangkan antara softskill dan hardskill. Baginya, mahasiswa kini dituntut bukan hanya menguasai akademik, tetapi juga memiliki softskill yang mumpuni. Kedua hal tersebut menurut Ocha akan sangat dibutuhkan di dunia kerja. “Dengan menyeimbangkan keduanya, daya saing kita di dunia kerja akan meningkat,” papar wanita kelahiran tahun 1998 itu.
Ocha sendiri berhasil membuktikan hal tersebut lewat prestasinya. Segudang prestasi keilmiahan berhasil dikantonginya. Yang terbaru, ia menyabet delapan penghargaan dalam kompetisi Internasional Oil and Gas yang diselenggarakan Society of Petroleum and Energy Studies di India 2019 lalu, serta juara tiga dalam paper competition yang diselenggarakan Oil and Gas Festival Universiti Teknologi Malaysia (UTM) 2018 lalu.
Tidak hanya itu, mahasiswi yang juga bekerja sebagai presenter di JTV ini juga kerap menjadi duta dalam ajang kecantikan. Tahun 2017 lalu, Ocha berhasil menduduki peringakat ke dua dalam ajang Miss Global Indonesia. Ia juga sempat mewakili Indonesia dalam ajang World Miss Tourism Ambassador di Vietnam 2018 lalu. Ia berhasil unggul di peringkat 10 besar diantara 60 peserta dari seluruh dunia.
Namun, perjalanan Ocha tak selalu mulus. Kegagalan juga pernah menyapa wanita berambut lurus ini. Walau begitu, Ocha mengaku kerap menjadikan kegagalannya untuk belajar dan koreksi diri. Ia juga bercerita tentang bagaimana Ia merasa minder saat hendak memulai kiprahnya dulu, mengingat asalnya dari Madura serta usianya yang terbilang muda. Namun Ia berhasil membuktikan latar belakang seseorang bukanlah penghambat untuk berprestasi. “Asalkan kita berusaha keras, kita pasti bisa,” ujar mahasiswa yang sedang menginjak tahun ketiganya itu.
Kepada mahasiswa ITS, Ocha mengingatkan bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk sukses. Yang perlu dilakukan adalah jangan berhenti berjuang dan belajar, karena usaha tidak akan mengkhianati hasil. “Jadilah versi terbaik dari dirimu, karena musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri,” pungkasnya memberi pesan. (fat/id)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di