Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) semakin siap mengambil peran dalam perkembangan industri modern saat ini yang dikenal dengan revolusi industri 4.0. Salah satu bukti nyatanya adalah dengan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama PT Gexcon Indonesia yang bergerak di bidang software (aplikasi) simulasi keselamatan pada suatu industri, Rabu (27/3).
Berlangsung di ruang kerja Rektor ITS, MoU ini ditandatangani langsung oleh Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MScES PhD dan Executive Vice President Gexcon AS, Prof Jan Roar Bakke PhD. Turut mendampingi dalam penandatanganan MoU tersebut adalah General Manager PT Gexcon Indonesia, Teguh Cahyono MSc dan Kepala Departemen Teknik Kimia ITS, Juwari ST MEng PhD.
Menurut Joni, dengan adanya MoU ini menunjukan bahwa ITS yang merupakan salah satu institut teknologi di Indonesia sudah siap dalam menerapkan teknologi yang sedang berkembang saat ini. “Teknologi tersebut khususnya pada bidang teknologi industri,” tutur guru besar Teknik Lingkungan ini.
Sementara itu, Teguh Cahyono menjelaskan bahwa layanan yang dapat dimanfaatkan dari software hasil pengembangan dari Gexcon ini mencakup dalam bidang keselamatan, manajemen risiko dan pemodelan dispersi, ledakan, dan kebakaran tingkat lanjut pada suatu industri. “Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting sekali dalam berjalannya suatu perusahaan,” terang Teguh.
Sebab, lanjut Teguh, ketika terjadi sebuah ledakan di suatu perusahaan, pasti akan menimbulkan kerusakan yang nantinya juga akan menyebabkan kerugian yang sangat besar ketika tidak ada antisipasi sebelumnya. Oleh karena itu, Teguh menyebutkan bahwa pentingnya software ini secara keseluruhan bisa untuk meningkatkan kinerja pada keselamatan kerja dalam suatu industri.
Teguh mencontohkan pada suatu perusahaan minyak dan gas, tentunya perusahaan itu mengolah sesuatu zat kimia yang sangat berbahaya dan beracun. Oleh sebab itu perlu dipastikan bahwa alat produksi minyak maupun gas sudah memenuhi standar keamanan yang berlaku. “Sehingga selain akan menguntungkan dari pihak investor karena terjaminnya keselamatan produksi, efek yang lain juga tidak akan membahayakan terhadap lingkungan sekitar,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Juwari menyatakan bahwa teknik kimia yang juga bergerak pada bidang desain dan pengoperasian industri kimia memang sangat dibantu dengan adanya software ini. “Sebenarnya tidak pada sektor kimia saja ruang lingkupnya, pada sektor lain semisal pergudangan juga memerlukan antisipasi seperti ini,” ungkap Juwari ditemui usai penandatangan MoU. (sof/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)