Kampus ITS, ITS News – Beberapa pekan lalu, ITS telah sukses menyelenggarakan Wisuda 119 di Grha Sepuluh Nopember. Dari sekian banyak wisudawan yang dilepas, terdapat juga banyak kisah menarik dan inspiratif yang dapat dipetik. Dari sekian banyak kisah yang ada, terdapat pula doktor yang lulus di usianya yang masih sangat muda. Dr Rendra Panca Anugraha, alumnus Teknik Kimia ITS ini meraih gelar doktornya pada usia 24 tahun. Di balik hal istimewa tersebut, tentu banyak sosok dosen yang membimbing Rendra hingga ke tahap ini. Salah satu dosen yang membersamai Rendra ialah Prof Dr Ir I Gede Wibawa MEng.
Gede yang merupakan profesor Teknik Kimia ITS ini telah membersamai Rendra sejak ia menyelesaikan program sarjananya. Rendra yang kala itu masih berada dalam bimbingan Prof Dr Ir Ali Altway MS, mendapat tawaran untuk mengikuti program beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Program sarjana dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan TInggi (Kemenristekdikti) ini, berhasil didapat Rendra yang kemudian ia gunakan untuk melanjutkan studinya di ITS.
Ketika ITS Online menemui Gede di ruangannya, ia terlihat antusias untuk mulai menceritakan tentang Rendra. “Pada mulanya, saya mendapat rekomendasi dari dosennya di S-1 bahwa anak ini (Rendra) baik, rajin, pintar. Sehingga saya terima karena memenuhi kriteria saya,” tutur guru besar Teknik Kimia ITS ini bersemangat.
Sejak tahun pertama di program PMDSU, Gede yang merupakan Kepala Laboratorium Termodinamika ini selalu menekankan untuk membuat riset dan jurnal ilmiah. Ia mengungkapkan, Rendra memang sempat kesulitan ketika menulis jurnal ilmiah, lantaran belum melalui tahap magister. “Namun hebatnya anak ini cepat beradaptasi, setelah dibimbing dalam pengerjaan jurnal-jurnalnya,” sambungnya.
Selain itu, Gede berpendapat bahwa Rendra merupakan anak yang kaya akan ide. “Hal ini yang kita semua harapkan dari lulusan program doktor. Orang yang kaya akan ide, sehingga akan terus berinovasi,” tuturnya.
Ketika membimbing Rendra, doktor lulusan Jepang ini mengatakan bahwa yang tersulit ialah ketika proses pembuatan jurnal ilmiah. “Karena mencari ide itu sulit, khususnya yang orisinil,” ungkapnya.
Profesor ini mengaku sama sekali tidak menyadari bahwa Rendra masih memiliki usia yang sangat muda. Menurutnya, Rendra sudah memenuhi syarat dan kemampuan untuk menyelesaikan studi dengan cemerlang. “Jadi ketika ia telah menuntaskan studinya di ITS, langsung kami luluskan,” ujar Gede sembari bercerita dengan bangga atas raihan murid bimbingannya ini.
Pentingnya Studi Lanjut
Di akhir wawancara, Gede menyampaikan bahwa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi sangat penting dilakukan. Dengan melanjutkan studi, imbuhnya, maka Indonesia akan lebih mudah untuk mengembangkan teknologi. Di samping itu, untuk menghadapi dunia pekerjaan juga diperlukan seorang ahli. “Apalagi lulusan jenjang yang lebih tinggi biasanya lebih dibutuhkan,” sambung Gede.
Gede kembali menambahkan, bahwa seseorang yang melanjutkan studinya di Indonesia memiliki nilai plus. “Lantaran hasil penelitian dan karya yang dihasilkan selama orang tersebut kuliah, akan menjadi bagian dari prestasi nasional,” ujarnya. Sehingga, Gede berharap, ke depannya akan lebih banyak lagi pelajar yang meneladani Rendra dan akan membantu Indonesia menjadi lebih baik lagi. (dik/owi)
Kampus ITS, ITS News — Membuka tahun 2025, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat semangat kebersamaan sebagai fondasi utama dalam
Kampus ITS, ITS News — Kenyamanan mahasiswa dan upaya untuk memberikan pelayanan lebih baik ke depannya telah menjadi prioritas
Dekan Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) ITS periode 2025-2029 Prof Dr rer pol Heri Kuswanto SSi MSi Kampus
Kampus ITS, ITS News — Sekolah Kepemimpinan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) lanjut memberikan ilmu berharga kepada para pejabat