Kampus ITS, ITS News – Ajang perkumpulan para profesor dari sebelas Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) yaitu Professor Summit telah memasuki hari terakhir, Sabtu(07/04). Para Guru Besar itu mempresentasikan gagasan terbaik di hadapan para profesor PTN-BH. Terdapat 16 gagasan terbaik yang akan dijadikan buku. Salah satu gagasan tersebut berasal dari Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof Dr Ir Mochamad Ashari M Eng.
Gagasan serta implementasi yang diusung prof Ashari ini berjudul Optimum Photovoltaic Farm sebagai Infrastruktur Kelistrikan Menuju Energi Hijau Indonesia. Gagasan ini dilatarbelakangi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia yang banyak memakan lahan. “Contohnya di Kupang, PLTS yang dibangun kurang lebih 7 hektar itu memakan lahan yang cukup besar,” ujar mantan Rektor Universitas Telkom ini.
Ashari melanjutkan, ketika PLTS dibangun seluas itu maka pilihannya adalah membangun satu panel surya besar atau membangun banyak tapi kecil. Apabila memasang banyak panel surya dengan ukuran kecil, maka biaya perawatan pergantian panel surya tersebut akan mahal. Selain itu, biaya untuk inverter yang digunakan juga mahal. “Di Kupang sendiri “telah terpasang 250 inverter. Apabila ada yang rusak, maka biaya perawatannya sangat mahal,” jelas Ashari.
Selain itu, Ashari mengatakan, Apabila dipasang panel surya yang besar maka perawatan yang digunakan tidak terlalu mahal. Namun permasalahan yang timbul adalah ketika cuaca mendung datang. “Apabila ada mendung, maka panel surya akan tertutup sebagian oleh awan, sehingga kinerjanya tidak maksimal,” ujarnya.
Oleh sebab itu, penelitian Ashari ini ditujukan untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini menggunakan rekonfigurasi string photovoltaic (PV) tiga inverter. String PV tersebut dikelompokkan menjadi tiga cluster secara otomatis. Cluster yang tertutup bayangan 20%, 40%, dan tidak tertutup bayangan. “String PV yang telah dikelompokkan ini dihubungkan dengan inverter yang sesuai dan dikendalikan oleh smart controller,” lanjutnya.
Dari hasil percobaan, optimalisasi daya ouput metode rekonfigurasi string dengan tiga inverter ini lebih optimal dari pada dengan satu inverter. Ketika panel surya tertutup awan sebesar 20%, 30%, 40%, dan 60%, maka tiga inverter tersebut memberikan daya yang lebih optimal ketimbang satu inverter. “Pada saat PV terpapar awan, metode ini mampu meningkatkan daya PV sebesar 20% dibanding dengan inverter tunggal,” ungkapnya.
Sekretaris perkumpulan profesor PTN-BH, prof Dr Ir Imam Robandi MT mengatakan bahwa enam belas gagasan terbaik itu akan dijadikan satu buah buku. Selanjutnya, buku tersebut akan diberikan kepada pemerintah. “Dapat berupa buku maupun video atraktif, harapannya agar dimanfaatkan sebagai implementasi bagi Indonesia,” pungkasnya. (qin/mir)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di