ITS News

Selasa, 19 November 2024
07 Mei 2019, 14:05

Menginovasikan Material Beton dengan Abu Sekam dan GGBFS

Oleh : itsyus | | Source : https://www.its.ac.id/

Sang Makarya ketika menerima hadiah dalam Innovation of Green Concrete Competition Civil Engineering Days Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2019 pada Jumat (26/4) lalu.

Kampus ITS, ITS News – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kali ini, tim Sang Makarya dari Departemen Teknik Sipil ITS berhasil menduduki posisi kedua dalam Innovation of Green Concrete Competition Civil Engineering Days Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2019. Tim yang mewakili ITS ini membawakan inovasi optimasi proporsi material beton yang ramah lingkungan.

Tim yang terdiri dari Dzikrie Fikriyan Syah, M. Rifat Hidayat, dan Iffarel Rachmanda ini mengubah proporsi material beton. Tim Sang Makarya itu mengganti sebagian semen dalam beton dengan bahan alternatif yang ramah lingkungan. Pria yang akrab disapa Dzikrie berpendapat bahwa penggunaan material semen dalam beton kurang ramah lingkungan. “Karena dalam proses pembuatannya menghasilkan banyak karbon dioksida,” jelas Dzikrie.

Mahasiswa angkatan 2017 tersebut menyatakan bahwa bahan yang ia gunakan bersama timnya untuk menggantikan semen adalah abu sekam padi dan ground granulated blast furnace slag (GGBFS) yang merupakan limbah produksi baja. Pemilihan bahan tersebut berdasarkan ada tidaknya kandungan silika yang dapat menggantikan peran semen. Nantinya silika bereaksi dengan sisa hidratasi semen yaitu kapur kemudian akan membentuk matriks padat yang sifatnya seperti semen.

Sang Makarya memerlukan waktu seminggu untuk melakukan persiapan sebelum kompetisi. Persiapan dilakukan dengan mengumpulkan literatur dan pemilihan bahan yang tepat. Dari hasil studi literatur tersebut, Dzikrie dan tim menghitung proporsi bahan yang paling tepat agar sesuai dengan kekuatan beton yang ditentukan. “Kami mencari proporsi paling optimum dari GGBFS dan abu sekam padi,” tutur Dzikrie.

Proporsi material penyusun beton yang berhasil menghantarkan Sang Makarya menjadi juara itu terdiri dari air dengan berat 150 kg, semen sebanyak 370 kg, 1037 kg agregat kasar, agregat halus sejumlah 714 kg, serta superplasticizer sebanyak 1,65 liter. Sedangkan proporsi abu sekam padi dan GGBFS sebagai pengganti sebagian semen masing – masing sejumlah 10,3 kg dan 30,9 kg.

Tim yang dibimbing oleh Dr Eng Januarti Jaya Eka Putri, ST, MT ini berhasil melaju ke babak final setelah mengalahkan puluhan proposal dari tim lain pada tahap awal. Dalam tahap final, mereka diharuskan melakukan mixing atau pencampuran material untuk membuat beton dan dilanjutkan dengan presentasi di hadapan para dewan juri.

Pada tahap mixing, Sang Makarya sempat mengalami kendala. Pasir yang digunakan untuk melakukan pencampuran material sedikit kasar, sehingga tim harus mencari solusi secepat mungkin dan mengubah proporsi material yang telah direncanakan. “Otomatis kami harus mengubah proporsi beton kami,” ujarnya.

Adapun tim yang harus dihadapi oleh Sang Makarya dalam final ini berasal dari berbagai universitas terbaik di Indonesia. Yakni dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), dan Universitas Lambung Mangkurat. (yus/mir)

Berita Terkait