Kampus ITS, ITS News – Dalam rangka mempererat hubungan kerja sama antara Australia dengan Indonesia, khususnya dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Konsul Jenderal (Konjen) Australia, Chris Barnes berkunjung ke kampus ITS. Dalam Kunjungannya, Chris membahas masalah pendidikan di Surabaya dan program-program yang akan diinisiasinya, Senin (20/5).
Kerja sama antara ITS dengan Australia sendiri sudah terjalin lama dan telah diresmikan dua tahun lalu. Ini bukanlah kali pertama Chris mengunjungi ITS. Kali ini, Chris datang ke ITS untuk berkenalan dengan Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng yang baru dilantik April lalu. Kebetulan, orang nomor satu di ITS itu juga merupakan lulusan dari Australia.
Bertempat di Ruang Rektor Gedung Rektorat ITS, pertemuan yang berlangsung kurang lebih satu jam ini juga dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS, Prof Dr Ir Heru Setyawan M Eng, Sekertaris ITS, Dr Dra Agnes Tuti Rumiati M Sc, kemudian Kriyo Sambodho Dr Eng ST MEng dan Dr Eng Trika Pitana ST MSc.
Pada kesempatan tersebut, Chris mengatakan bahwasanya masyarakat Australia itu tidak menganggap Surabaya sebagai kota pendidikan. Mereka hanya mengenal Surabaya merupakan kota maritim dan industri. “Sedangkan kota pendidikan atau pelajar berada di Yogyakarta,” ujarnya dengan ramah.
Chris melanjutkan, sebagian besar masyarakat Australia hanya mengetahui Bali yang merupakan kota pariwisata. “Sepertinya banyak dari mereka yang mengunjungi Bali lebih dari satu kali, seharusnya kota lain seperti Surabaya ini juga ditelusuri,” ungkapnya.
Oleh karena itu, menurut Chris, merupakan tugas rektor ITS untuk memperkenalkan dan mempromosikan universitas-universitas di Jawa Timur ini. Sehingga diharapkan banyak mahasiswa Australia yang datang ke Surabaya untuk belajar.
Untuk ke depannya, ada beberapa program yang bisa bersinergi. Chris menyampaikan bahwa Australia sedang mengadakan program New Colombo Plan. Program tersebut ditujukan kepada mahasiswa Australia untuk bisa belajar di Indonesia. Ada dua bentuk program yaitu mobility dan exchange yang bersifat longterm.
Selaras dengan hal tersebut, tahun ini ITS merencanakan akan membuka kelas internasional. “Rencananya akan ada sepuluh departemen yang melaksankan kelas internasional ini,” sambung Ashari, Rektor ITS.
Kelas internasional akan memberlakukan kelas dengan bahasa inggris secara keseluruhan. Lalu, mahasiswa diberi kesempatan untuk berkuliah ke luar negeri seperti magang, exchange, double degree, dan lain-lain. Sehingga, program ini tentu membutuhkan banyak kerja sama luar negeri, salah satunya Australia.
Ashari berharap agar setelah ini semakin banyak universitas yang menjalin kerja sama dengan ITS. Baginya, ketika kerja sama bertambah, mahasiswa luar negeri yang belajar di ITS juga diharapkan bertambah. “Harapannya, kerja sama ini lebih bisa meningkatkan pemeringkatan internasional untuk ITS,” pungkasnya. (naj/id)
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh