Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya semakin serius membenahi Kawasan Sains dan Teknologi (KST) atau yang kerap disebut Science Technopark (STP). Terbukti dengan diadakannya workshop mengenai kelembagaan kawasan sains dan teknologi, struktur organisasi yang tepat demi terciptanya STP yang ideal menjadi fokus utama yang harus dibenahi pada Senin (15/7) lalu.
Direktur Inovasi, Kerjasama dan Kealumnian, Dr Eng Kriyo Sambodho menjelaskan, STP di ITS ini sudah mulai serius dibangun sejak 2016. ITS sendiri juga sudah mendapatkan bantuan dana dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebagai upaya membangun STP. Hingga saat ini, imbuhnya, STP ITS sudah memiliki tiga bidang yang menjadi fokus utama yaitu bidang otomotif, maritim, dan industri kreatif.
Pria yang juga dosen Departemen Teknik Kelautan ITS ini menambahkan bahwa masalah utama saat ini dalam pengembangan STP di ITS adalah banyaknya pengurus STP ITS yang merangkap kepengurusan lain. Padahal, sesuai dengan arahan Kemenristekdikti haruslah ada kelembagaan tersendiri yang mengurus STP dalam ranah perguruan tinggi. “Maka dari itu, kita datangkan langsung perwakilan dari Kemenristekdikti untuk memberikan pelatihan dan pengarahan keorganisasian STP di ITS,” ungkapnya.
Ir Yani Sofyan MT yang diundang sebagai pembicara pada workshop ini memaparkan bahwa memang kasus STP yang telah dibangun dengan kelembagaan yang belum terbentuk sudah banyak dialami oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Padahal jika disesuaikan dengan ketentuan International Association for the Study of Pain (IASP) sebagai organisasi dunia yang fokus dalam pengembangan riset menyebutkan bahwa STP harus dikelola oleh manajemen profesional di bidangnya.
Kasubdit Lembaga Inkubator dan Intermediasi Teknologi Kemenristekdikti ini menceritakan, sebenarnya STP sendiri juga dapat diselenggarakan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2017 tentang kawasan sains dan teknologi, bentuk pengelolaan STP berbeda-beda sesuai penyelenggaraannya. Untuk perguruan tinggi pun, pengelolaan STP mengikuti ketentuan bentuk pengelolaan perguruan tinggi penyelenggara. “Itulah yang menjadi tantangan kami karena berbeda bentuk pengelolaan antara PTNBH dan perguruan tinggi yang berstatus BLU,” ucapnya.
Ia menambahkan, fungsi utama STP yang sangat strategis sebagai muara komersialisasi hasil riset mendorong pengelola STP harus memiliki kewenangan pengelolaan yang penuh. Pengelola STP harus dilakukan secara penuh waktu. Walaupun secara struktural, direktur STP bisa saja dirangkap oleh seorang dosen, harus ada General Manager (GM) di bawahnya yang penuh waktu mengurus STP. “Itu diharuskan agar STP sendiri menunjukkan perkembangan yang pesat dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Inovasi, Kerjasama, Kealumnian, dan Hubungan Internasional ITS, Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD saat memberikan sambutan dalam workshop ini mengungkapkan bahwa ia sangat berharap dengan adanya diskusi ini dapat tercipta kelembagaan STP ITS yang lebih unggul. Ia juga berharap, inovasi mahasiswa ITS yang sangat kaya dapat terkembangkan dengan baik melalui STP nantinya. “Bahkan Pak Rektor mengharapkan ada satu lagi bidang yang menjadi fokus utama STP, yaitu bidang robotika yang selama ini ITS selalu menjadi juara dalam berbagai kompetisi,” tutupnya. (sep/owi)
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi